Di Padang Arafah, 14 Abad lalu, Baginda Nabi Muhammad SAW, pernah
menyampaikan mauidzah sebagai pesan terakhirnya yang ditujukan kepada jamaah
haji yang hadir pada saat itu dan juga merupakan pesan untuk seluruh umatnya.
Ceramah nabi yang disampaikan di atas untanya tersebut
dihadiri sekitar 100 ribu orang. Isi dari pesan nabi tersebut antara lain
sebagai berikut :
“Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku
tidak tahu apakah aku dapat berjumpa lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini”.
“Wahai manusia,
sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan bagi kamu
sekalian, sebagaimana mulianya hari ini, di bulan yang mulia ini, di negeri
yang mulia ini. Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini
tidak berlaku lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan
(seperti pembunuhan, dendam dan lain-lain) yang telah terjadi di masa jahiliyah,
semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi”.
“Wahai manusia, aku berwasiat kepada kalian, perlakukanlah
perempuan dengan baik. Kalian sering memperlakukan mereka seperti tawanan.
Kalian tidak berhak memperlakukan mereka kecuali dengan baik (kesantunan).”
“Wahai manusia, aku berwasiat kepadamu, perlakukanlah
istri-istrimu dengan baik. Kalian telah mengambilnya sebagai pendamping
hidupmu, berdasarkan amanat Allah, dan kalian dihalalkan berhubungan
suami-istri berdasarkan sebuah komitmen untuk kesetiaan yang kokoh”.
“Wahai manusia, sesungguhnya syaitan itu telah putus asa
untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi setan itu masih
terus berusaha (untuk mengganggu kamu) dengan cara yang lain. Setan akan merasa
puas jika kamu melakukan perbuatan yang tercela. Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjaga agama kamu dengan baik.”
“Perhatikanlah perkataanku ini, sesungguhnya aku telah
menyampaikannya…, Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu
berpegang teguh dengan apa yang aku tingalkan itu, maka kamu tidak akan
tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya
(Al-hadits). “
“Wahai manusia, dengarkanlah dan taatlah kamu kepada
pemimpin kamu, walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah
(Etiopia) yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran Kitabullah
(Al-Qur’an) kepada kalian semua.”
“Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya.
Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah kepada
mereka pakaian dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan kesalahan
yang tidak dapat kamu maafkan, maka
juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.”
“Wahai manusia. Dengarkanlah kata-kataku ini dan
perhatikanlah dengan sungguh-sungguh. Ketahuilah, bahwa setiap muslim itu adalah
bersaudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah
bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya
kecuali dengan kerelaan hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiyaya diri kamu
sendiri.”
“Ya Allah, sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka?
Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu
menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain
(berkhianat).”
“Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini
menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Acap kali orang yang mendengar
berita tentang khutbah ini di kemudian hari lebih memahami daripada mereka yang
mendengar langsung pada hari ini.”
“Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka
apakah yang akan kamu katakan? Semua yang hadir menjawab : Kami bersaksi bahwa
engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah,
dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, kemudian Nabi Muhammad
SAW bersabda : Ya Allah, saksikanlah pernyataan kesaksian mereka ini… Ya Allah,
lihatlah mereka telah menyatakan itu. Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka
ini, Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Nabi Muhammad SAW mengatakan berulang-ulang disela-sela
pidatonya kepada manusia yang menyemut di padang Arofah itu. Katanya “Alaa
Falyuballigh Asyahiid Minkum Al-Ghoib” (Ingat, hendaknya orang yang hadir
diantara kamu menyampaikan “Deklarasi Arofah “ ini kepada yang tidak hadir.
Rosulullah SAW menutup khutbah beliau dengan assalamu’alaikum
(Semoga Allah SWT melimpahkan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan, atas diri
kamu sekalian). Sesudah Rosulullah SAW menutup khutbah beliau, Allah SWT pun
menurunkan wahyu-Nya.
Wahyu itu adalah wahyu terakhir, yaitu ayat ke-3 dari surat
Al-Ma’idah, “Pada Hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhoi Islam itu jadi agama bagimu.”
Wassalamu’aalaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Sumber : Kabar Makkah