Jumat, 24 April 2015

Inilah Implementasi A3B LPIT TBZ, Khutbah Jumat 3 Bahasa oleh Aher Saat KAA Ke-60



Sejak Rapat Dinas (RADIN) 2013 lalu, LPIT Thariq Bin Ziyad telah melaunching program A3B (Akhlak, Al-Quran, Akademik dan Bahasa). Khusus tentang bahasa, lembaga pendidikan yang memadukan antara ilmu dari Barat (Umum) dan Timur (Agama/Islam) itu berupaya terus-menerus meningkatkan kemampuannya dalam bidang bahasa, baik bahasa lokal/daerah, bahasa nasional/Indonesia, serta bahasa internasional (Arab dan Inggris). Saat peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-60 dilaksanakan di Jakarta dan Bandung, Ahmad Heryawan atau yang lebih dikenal dengan sapaan Aher memimpin shalat jumat para delegasi atas permintaan panitia, di Masjid Raya Kota Bandung dalam tiga bahasa.

Bagi civitas akademika LPIT Thariq Bin Ziyad, inilah salah satu bentuk implementasi A3B terutama dari sisi bahasa, semoga pendidik dan peserta didik di TKIT, SDIT, SMPIT dan SMAIT Thariq Bin Ziyad bisa terampil berbahasa seperti yang telah dicontohkan oleh gubernurnya, gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher). 

Transkrip 3 Bahasa Khutbah Shalat Jumat Aher di Masjid Agung Bersama Peserta KAA

Para peserta Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang beragama Islam melaksanakan sholat Jumat di Masjid Agung, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4). Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berkesempatan mengisi khutbah sholat Jumat.

Berikut transkrip khutbah Jumat 3 bahasa gubernur yang akrab disapa kang Aher itu seperti yang dilansir di Facebook Ahmad Heryawan:

Versi Bahasa Indonesia:

Menuju Asia Afrika Baru yang Damai dan Lebih Sejahtera

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن. أما بعد.
أَيًّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَا اللهِ وَطَاعَتِهِ فقد فاز المتّقون. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Rasa syukur kita panjatkan kepada Sang Pemilik Alam, Allah SWT, karena atas izin dan kehendak-Nya kita dapat merasakan nikmat yang begitu besar terutama nikmat berkumpul bersama pada sholat jumat yang bersamaan dengan peringatan 60 tahun KAA di Bandung. Ungkapan syukur juga selalu kita panjatkan atas nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat hidayah dan nikmat merasakan kehadiran Allah SWT dalam setiap hembusan nafas kita. Masyarakat Indonesia khususnya warga Bandung bersyukur kepada Allah dan berbangga karena pada hari ini para Kepala Negara, para Kepala Pemerintahan dan tamu-tamu mulia lainnya yang hadir di acara Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika melaksanakan Sholat Jumat bersama-sama di Masjid Raya Provinsi Jawa Barat.

Hadirin Sidang Jumat yang berbahagia

Pada tanggal 24 April, tepat 60 tahun yang lalu, bangsa-bangsa Asia Afrika menyatakan kesepahaman dan kebersamaan untuk bangkit dan bersatu menuju cita-cita kemerdekaan dan perdamaian yang hakiki untuk menggapai kesejahteraan bersama di Kawasan Asia Afrika.

Konferensi Asia Afrika 1955 adalah sebuah fenomena unik dan guru sejarah yang sangat bernilai bagi kemanusiaan. Negara-negara Asia Afrika tampil menyuarakan kekuatan baru. Keberanian ini tentu didasari oleh sebuah visi kemanusiaan dan kebersamaan yang sangat mendalam. Sesungguhnya memang sudah sewajarnyalah kita sebagai manusia bersatu dalam kehidupan. Persatuan adalah fitrah kemanusiaan. Sebab, hakikatnya seluruh manusia adalah umat yang satu, yang dipersatukan oleh persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah Insaniyah).

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه ….

“Manusia itu merupakan umat yang satu. Dan Allah mengutus para Nabi sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan kepada mereka. Dan Allah SWT menurunkan bersama para Nabi tersebut kitab suci-Nya untuk memutuskan apa-apa yang diperselisihkan di antara mereka. (Q.S Albaqarah: 213)

Dan bukan suatu kebetulan jika bagian besar dari bangsa-bangsa Asia Afrika juga adalah beragama Islam, sehingga mereka tidak hanya dipersatukan oleh persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyyah) tapi juga disatukan oleh persaudaraan yang lebih kokoh dan kuat, yaitu persaudaraan keislaman (Ukhuwah Islamiyyah).

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

إنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS. Al Hujurat ayat 10)
Karena keislamannya pula, Bangsa-bangsa Asia Afrika itu seperti satu bangunan yang sangat kuat, mereka bersatu, saling membantu dan saling menolong. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

المُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Orang yang beriman terhadap Orang yang beriman lainnya, seperti satu bangunan yang kokoh yang saling menguatkan. (HR. Muttafaqun Alaih)

Oleh karenanya, Bangsa Asia Afrika harus bersatu, tidak boleh terpecah belah sebab persatuan akan melahirkan kekuatan, kebersamaan, dan kesejahteraan, sementara perpecahan hanya akan menimbulkan kelemahan dan penjajahan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S Al Anfaal : 46)

Para Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan Sidang Jumat yang berbahagia,

Konferensi Asia Afrika yang mengangkat tema penolakan atas segala bentuk kolonialisme dan imperialisme, telah berhasil dengan baik. Saat ini, seluruh negara Asia Afrika telah berhasil mengusir penjajah dan meraih kemerdekaannya, kecuali satu negara yaitu Palestina yang hingga kini masih terus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya. Adalah kewajiban kemanusiaan bagi Bangsa-bangsa Asia Afrika, untuk terus mendorong dan membantu kemerdekaan Bangsa Palestina.

Para Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan Sidang Jumat yang berbahagia,
Solidaritas Bangsa bangsa Asia Afrika 60 tahun lalu telah terbukti mampu menjadikan bangsa-bangsa Asia Afrika menjadi bangsa-bangsa yang merdeka. Maka saat ini dan masa-masa ke depan, solidaritas tersebut harus terus digaungkan dan digelorakan dalam kerjasama untuk membangun bangsa-bangsa Asia Afrika menjadi bangsa yang kuat, maju, aman, sejahtera dan beribadah serta bertakwa kepada Allah SWT. Karena sejatinya penghambaan Kepada Allah SWT akan terlaksana manakala ada kesejahteraan dan rasa aman.
Sebagaimana Allah SWT Berfirman:

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا البَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوْعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka’bah). Tuhan yang memberi makan sehingga tidak lapar atau sejahtera dan Tuhan yang memberi rasa aman sehingga tidak ada rasa takut (Q.S Quraisy : 3 – 4)

Perkumpulan kita di hari Jumat ini mudah-mudahan menjadi saksi bahwa peringatan ulang tahun ke 60 KAA haruslah menjadi tonggak baru lahirnya sebuah komitmen bersama untuk membangun semua kawasan Asia Afrika yang lebih baik. Asia Afrika yang maju, modern dan makmur dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemuliaan dan kemudahan kepada seluruh Pemimpin negara-negara Asia Afrika untuk memberi peran besar dalam upaya
memakmurkan seluruh masyarakat Asia Afrika. Semoga Allah SWT takdirkan para Pemimpin Asia Afrika dan kita semua menjadi orang-orang yang beriman, bertakwa dan menjadi penghuni Surga-Nya di Akhirat nanti.

بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته وأَقُوْلُ قَوْلِي هذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .
للَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.

Versi Bahasa Inggris:

Moving Towards A New, Peaceful And Prosper Asian-African Nations
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

All Praises indeed be to Allah SWT, blessings and salutations upon Muhammad SAW, we ask Allah SWT to bless him and his companions and everyone of us. Let us pray to Allah to keep the leaders of Asia and Africa and us all steadfast on this deen and may He make us from amongst the blessed and those who are chosen. Ya Allah we ask You to grant us knowledge that is beneficial and and we ask you to benefit us from the knowledge you have granted us. Ya Allah we do not have knowledge beside that you have granted us, for indeed you are the owner of knowledge, All Wise. Ya Allah it is with your permission that we are able to gather here today to perform the Friday prayer as well as to gather to comemmorate the 60th anniversary of the Asian-African Conference in Bandung. We the people of Indonesia, Bandung especially, are proud and humbled at the same time to welcome the Head of States, the Asian-African leaders and the distinguished guests of the 60th anniversary of Asian-African Conference today to perform the Friday prayer at the Grand Mosque of West Java Province.

Distinguished and honorable guests of Friday prayer
60 years ago today, on April 24, the nations of Asia and Africa expressed understanding and solidarity to rise and unite towards the ideals of freedom and peace that are essential to achieve shared prosperity in the Asia-Africa Region.

1955 Asian-African Conference was a unique phenomenon and a valuable historical track record to humanity. Asian and African countries came together to voice new strength. This courage is certainly based on a vision of humanity and deep solidarity. Indeed, it comes naturally for us as human beings to unite in life because unity is the nature of humanity. Therefore, the whole human nature is the one people, united by the brotherhood of humanity (ukhuwah Insaniyah).

As Allah says

Mankind was one single nation; then Allah sent the messengers with glad tidings and warnings and with them He sent the Scripture in truth…(Q.S Al-Baqarah: 213)

And it was not a coincidence that a large part of the Asian-African nations is also composed of Muslims who are not only united by the brotherhood of humanity (ukhuwah insaniyyah) but also by a stronger brotherhood that is the brotherhood of Islam (ukhuwah Islamiyyah). As Allah says:
The believers are but brothers, so make settlement between your brothers. And fear Allah that you may receive mercy.

Because of this Islamic faith, Asian-African Nations, is like a solid building they come together and help each other. As word of the Prophet:

“The Believer to the Believer is like a solid building, one part supporting the other.”
[Related by Bukhari and Muslim]

Therefore, it is imperative that Asian-African Nations unite, in order to prevent from being divided because the union will result in strength, unity, and prosperity, while divisions will lead to weakness and colonization.
As Allah says:

And obey Allah and His Messenger, and do not dispute and [thus] lose courage and [then] your strength would depart; and be patient. Indeed, Allah is with the patient. (Q.S Al-Anfaal : 46)

The Head of States, the Asian-African Leaders, Distinguished Guests of The Friday Prayer

Asian-African Conference that carries out the theme of rejection of all forms of colonialism and imperialism has been successful. Currently, all Asian-African countries have managed to abolish all forms of colonialism and achieve independence, except one; the Palestinian state, which still continues to struggle to gain independence. It is a humanitarian obligation for all Asian-African Nations, to continue to encourage and support the independence of the Palestinian Nation.

The Head of States, the Asian-African Leaders, Distinguished Guests of The Friday Prayer

60 years ago, the Solidarity of Asian-African Nations has proven to be able to solidify the independence of Asian and African nations. From now on, solidarity must continue to be resounded and consolidated in cooperation to build much stronger, advanced, secure and prosperous Asian-African nations under the protection of Allah SWT, because servitude to Allah would take place after prosperity and sense of security.
As Allah says

Let them worship the Lord of this House, Who has fed them, [saving them] from hunger and made them safe, [saving them] from fear. (Q.S Quraisy : 3-4)

I hope that this Friday can be a witness that the 60th anniversary of the Asian-African Conference is able to bring an agreement to develop better, more advanced, modern and prosperous Asian-African nations based on faith and devotion to Allah SWT. We are always hopeful that Allah would bestow glory and ease upon the leaders of Asian and African countries to play a major role in this noble effort. Let us pray to Allah to keep the leaders of Asia and Africa and us all steadfast on this deen and may He make us from amongst the blessed and those who are chosen.

Versi Bahasa Arab:

نحو آسيا وإفريقيا الجديدة الأكثر أمانا وإزدهارا

الحمدلله رب العالمين نحمد الله سبحانه وتعالى على نعمه الغزيرة وفضائله الواسعة فبقدرته ومشيئته نجتمع في هذا الجامع المبارك لأداء صلاة الجمعة تزامنًا مع جو إحتفالى لمرور ٦٠ عامًا على انعقاد مؤتمر القمة لدول آسيا وإفريقيا بمدينة باندونج، أندونيسيا. وساد هذا الإحتفال حضور رؤساء الدول والحكومات وكبار المسؤولين لدول آسيا وإفريقيا الذي يكون شرفا عظيما لجميع شعب اندونيسا وخصوصا مواطني مدينة باندونج محافظة جاوى الغربية وهذا فضل من الله عز وجل يجب شكره. ونشكر الله تعالى أيضا على نعمة الإيمان والإسلام حتى نسلك سلوك الهداية ونشعر بمعية الله فى كل أنفاسنا.

أصحاب الفخامة والسمو رؤساء الدول والحكومات وكبار المسؤولين لدول آسيا وإفريقيا، أيها الحضور الكرام أسعدكم الله حياتكم
إنه فى مثل هذا اليوم الرابع والعشرين من شهر إبريل عام ألف وتسعمائة وخمسة وخمسين ميلادية قام رؤساء دول فى قارتي آسيا وإفريقيا بمبادرة جماعية عبّر فيها عن روح التفاهم والتضامن بينهم للنهوض والإتحاد فى تحقيق الإستقلال والسلام الحقيقي فى القارتين، آسيا وإفريقيا، حتى يأخذ كل شعب حقهم فى أن يعيش بأمان وإزدهار ورفاهية. إن مؤتمر القمة لدول آسيا وإفريقيا مظهر فريد ومدرس تاريخي له قيمة عالية للإنسانية. حيث أظهرت هذه الدول شجاعة جماعية نبتت من رؤيا إنسانية وروح الأخوة بينهم. فإن الحقيقة تأمر كل واحد من الناس أن يعيش بالإتحاد جنبا إلى جنب، لأن الإتحاد هو من ضمن الفطرة الإنسانية. فحقيقة كل واحد من الناس فى هذا العالم يَنْتَمِى إلى أمة واحدة تربطهم أخوة إنسانية. حيث قال الله عز وجل :

كان الناس أمة واحدة فبعث الله النبيين مبشرين ومنذرين وأنزل معهم الكتاب بالحق ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه….. > سورة البقرة : ٢۱٣ )

ومن ناحية أخرى إن كون معظم شعب هذه الدول من المسلمين تجعل هذه الأخوة الإنسانية أكثر قوة ومتينا برباط الأخوة العقيدية فهي الأخوة الإسلاميةـ .قال الله عز وجل:

إنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ : سورة الحجرات : ٤٩

والأخوة الإسلامية المرسصوصة بين شعب آسيا وإفرقيا تجعلهم كبنيان قوي وهم متحدون ومتناصرون بعضهم بعضا كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :

المُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا : متفق عليه

فمن هذا المنطلق فكل شعب من شعوب دول آسيا وإفريقيا عليهم الإتحاد ويتجنبون شتى أنواع الفرقة، لأن الإتحاد سبب القوة والأخوة ، وأما الفرقة والتفرّق فإنه من أسباب الضعف والوهن والإستعمار. قال الله تعالى :

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ :سورة الأنفال : ٤٩

أصحاب الفخامة والسمو رؤساء الدول والحكومات وكبار المسؤولين لدول آسيا وإفريقيا، أيها الحضور الكرام أسعدكم الله حياتكم
إن مؤتمر القمة لدول آسيا وإفريقيا بَلَّغَ رسالة إلى العالم ترفض كل أنواع الإستعمار، وتلك الرسالة تؤثر تَأْثِيْرًا قويا فى نجاح جميع دول آسيا وإفريقيا فى طرد المستعمرين من بلادهم وتحقيق الإستقلال، إلا شعب فلسطين فإنهم مازالوا يحاولون لتحقيق الإستقلال، فباسم الأخوة الإنسانية والأخوة الإسلامية بيننا فعلينا مساندتهم ومناصرتهم إلى أن تصير فلسطين دولة لها إستقلالها الكامل ويعيش شعبها فى سلام وأمان.

أصحاب الفخامة والسمو رؤساء الدول والحكومات وكبار المسؤولين لدول آسيا وإفريقيا، أيها الحضور الكرام أسعدكم الله حياتكم
إن روح التضامن القوي بين شعوب دول آسيا وإفريقيا فى السِتّين عاما الماضى تجعل كل شعب يأخذون حقهم فى الإستقلال. أما فى هذا الزمن وأيام المستقبل فهذا التضامن لابد من تطويره حتى نعمل به على التعاون المتين لبناء تقدم دول آسيا وإفريقيا القوية ويعيش شعبها فى سلام و أمان وازدهار ويطيعون الله حق طاعته، لأن الطاعة سوف تتجسد قوية فى النفوس بتكامل الرفاهية والأمان فى حياة المجتمع. قال الله عز وجل:

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا البَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوْعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ >سورة قريش : ٣٤

إن إجتماعنا فى هذا اليوم يون الجمعة المبارك سوف يكون شهيدا على أن يكون نقطة الإنطلاق لاتّفاق الجميع على مبادرة العمل لبناء القارتين آسيا وإفريقيا لتكون أكثر تقدّما وتطوّرا وازدهارا وأساسها التقوى والإيمان بالله عز وجل. ونسأل الله سبحانه وتعالى أن يكرم كافة رؤساء دول آسيا وإفريقيا بالقوة والجدية للعمل على إعمار حياة مجتمع آسيا وإفريقيا. وجعلهم من عباده المؤمنين المتّقين والمنْعَمِين بنعيم جنته فى الآخرة

Sumber: Dakwatuna

Senin, 20 April 2015

“Ibu adalah Madrasah Pertama Bagi Pendidikan Keluarganya” Belajar dari Ibu Kita Kartini dan Ibunda Yoyoh Yusroh



Hari ini 21 April 2015 Indonesia memperingati hari Kartini yang menjadi sosok Pejuang dan Pahlawan sekaligus sumber inspirasi perempuan Indonesia. Berbicara tentang hari Kartini saya jadi teringat sosok perempuan Indonesia yang memiliki spirit perjuangan, seorang ibu yang menjadi tauladan dalam mendidik putra-putrinya, seorang daiyah yang menjadi panutan masyarakat, seorang tokoh yang telah mengajarkan bagaima berpolitik dengan “CINTA” sekaligus seorang pejuang yang telah mempersembahkan jiwa & raganya untuk agama & negeranya. Beliau adalah Bunda Yoyoh Yusroh, beliau adalah Kartini masa kini yang telah mempersembahkan Cinta, Kerja & Harmoni untuk Indonesia.

Di Hari Kartini ini adalah tepat 69 bulan wafatnya Bunda Yoyoh Yusroh, salah seorang pendiri PKS yang juga pernah mengemban amanah sebagai anggota DPR RI periode 2009-2012. Meski Bunda Yoyoh telah wafat kami masih merasakan kehadiran beliau, masih terngiang-ngiang tausiyah-tausiyahnya, masih tergambar jelas senyum ramahnya meski kami juga masih merasakan kehilangan sosok Kartini masa kini itu. Kematian seseorang yang telah mengukir sejarah hidupnya dengan kebaikan, memenuhi hari-harinya dengan kontribusi kepada sesama, jelas membuat banyak orang kehilangan. Bukan hanya kami yang kehilangan beliau, tetapi seluruh kader PKS. “Bahkan seluruh bangsa Indonesia,” kata Tantowi Yahya di lokasi persemayaman almarhumah saat itu.

Kebiasaan Bunda Yoyoh Yusroh yang suka menolong, meninggalkan rasa kehilangan yang besar dalam jiwa banyak orang. Dan selayaknya, para dai –khususnya daiyah- meneladani sifat itu. Salah seorang yang kehilangan adalah temannya sesama anggota DPR. Meskipun berasal dari fraksi yang berbeda, Yoyoh Yusroh merelakan waktunya untuk menemani dan “mengobati” ibu ini dalam sebuah perjalanan tugas kedinasan. Ketulusannya menjadi sahabat dan merawat selama ibu ini sakit, meninggalkan kesan yang mendalam baginya. 

Bukan hanya ibu ini akhirnya menjadi lebih dekat dengan Bunda Yoyoh seorang, namun ia juga menjadi lebih dekat dengan dakwah. Begitulah. Ketika pesona Islam bertemu dengan pesona muslim, maka orang yang berada di dekatnya akan merasakan betapa indahnya dakwah. Mereka mendapati bahwa dakwah bukan hanya bahasa langit, namun juga kepedulian dan solusi yang membumi.

Bunda Yoyoh Yusroh juga seorang ibu yang luar biasa. Suatu hari ketika ia mengisi sebuah seminar, ia membawa serta anaknya yang kedua belas. Saat itu anaknya masih berjumlah dua belas. Seorang panitia bertanya, “Ini putranya yang terakhir ya, Bu?”. “Bukan”, jawab Bunda Yoyoh, “ini yang kedua belas.” Subhaanallah… ternyata paradigma dan keinginannya menjadi ibu membuatnya tidak membatasi bahwa putra saat ini adalah putra terakhir. Dan benar, setelah itu putra ketiga belas beliau lahir. Berikut putra-putri Bunda Yoyoh :

Anak sulung beliau lahir pada 20 Desember 1985. Diberi nama Ahmad Umar Al-Faruq (alumnus FE UGM).
Anak kedua A Izza Jundana, kuliah di International University, Sarajevo, Bosnia.
Anak ketiga, Asmah Karimah, kuliah di Fakultas Pertanian UGM.
Anak keempat, Huda Robbani lahir Oktober 1990.
Anak kelima, Shalahuddin Al Ayubi, Seperti nama panglima Islam, lahir 13 April 1992.
Anak keenam Jakfar Athoyar (lahir Maret 1993) di Ponpes Gontor.
Anak Ketujuh Salma Salimah lahir April 1994, nyantri di Ponpes Assyifa, Subang Jawa Barat.
Anak Kedelapan Muhammad Ayyasy lahir 13 April 1996 di Ponpes Al Hikmah Jakarta (Hafidz Al Quran 30 juz).
Anak kesembilan Walid Ghazin, lahir Juli 1997.
Anak kesepuluh Adil Gholib lahir September 1998.
Anak kesebelas Abdulah Aminuddin, lahir 16 Januari 2000.
Anak kedua belas Helma Hamimah lahir Juli 2001.
Si bungsu Rahma Rahimah, lahir Januari 2003

Di masa sekarang, banyak ibu yang merasa sangat direpotkan oleh kehadiran anak. Jangankan dua belas atau tiga belas anak, satu atau dua anak saja sudah membuat banyak ibu kewalahan dan hari-harinya penuh keluhan. Bahkan ada juga ibu yang baru melahirkan satu orang anak sudah merasa amat tersiksa lalu ia tidak mau lagi melahirkan untuk yang kedua. “Melahirkannya sakit setengah mati, membesarkannya merepotkan sekali,” itu alasannya. Namun tidak demikian dengan ibu yang satu ini. Bunda Yoyoh Yusroh bukan saja “menikmati” melahirkan buah hatinya, namun juga dengan penuh cinta membesarkan dan mendidik mereka. Tiga belas anak yang tumbuh menjadi shalih-shalihah adalah prestasi besar yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.

Sejalan dengan teori itulah kemudian kontribusi Yoyoh Yusroh menjadi “monumental.” Ia bukan memberikan kontribusi yang biasa-biasa saja, namun kontribusi yang membekas di hati banyak orang. Sekaligus diingat dalam rentang waktu yang panjang. Maka tidak heran jika ia mendapatkan banyak penghargaan. Diantaranya adalah International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001, dan International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003. Bunda Yoyoh juga memimpin rombongan Viva Palestina dari Indonesia pada tahun 2010 bersama KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina) dan berhasil menembus Gaza yang telah lama diblokade oleh Penjajah zionis israel, beliau juga dinobatkan sebagai Warga Negara Kehormatan Palestina.

Langkah Cinta Hingga Akhir Hayat

Hingga akhir hayatnya Bunda Yoyoh masih mengayunkan Langkah Cintanya, ya Bunda Yoyoh mempersembahkan“Langkah Cinta” terakhirnya untuk keluarganya yaitu untuk menghadiri wisuda putra sulung beliau, Ahmad Umar Al-Faruq di UGM Yogyakarta. Sebenarnya tanda-tanda beliau hendak “pergi” sudah dirasakan oleh orang-orang dekatnya sejak sebulan sebelum beliau wafat, bahkan beberapa hari sebelum beliau wafat, di rumah Ibunda beliau, Tangerang yang sekarang beliau dimakamkan, banyak didatangi segerombolan burung-burung kecil. Insya Allah beliau wafat dalam keadaan Husnulkhatimah. 

Kartini masa kini itu memang telah lama pergi namun semangat juangnya untuk mengharumkan negeri ini menjadi inspirasi bagi para penerusnya saat ini. Semoga penerus-penerus beliau segera hadir melanjutkan “Langkah-Langkah Cintanya, Bekerja Dalam Harmoni Untuk Indonesia” yang telah lebih dulu beliau persembahkan.

Kumpulan Testimoni dari keluarga, kerabat, teman serta para tokoh & kolega Bunda Yoyoh Yusroh bisa dibaca disini :
http://yoyohyusrohtestimoni.wordpress.com/

Mampu melahirkan anak sampai yang ke-13 adalah sebuah perjuangan yang sangat berat, ditambah dengan bekal pendidikan yang baik maka pantaslah kalau beliau dijadikan sosok teladan dalam pendidikan. Sesuai dengan pepatah Arab Al-Ummu Madrosatu ‘Ula “Ibu adalah Madrasah Pertama”, Mari kita terus belajar salah satunya dari Ibu Kita Kartini dengan motonya “Habis Gelap Terbitlah Terang” dan Ibunda Yoyoh Yusroh.


Sumber : @Ponco, Kompasianer

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.