Jumat, 31 Oktober 2014

Mendidik Anak Dengan Kekuatan Doa, Belajar dari Ibunda Imam Abdurrahman Al-Sudais

                                 ( Ahmad Heriyawan dan Pelajar Thariq Bin Ziyad, Dok. Intajiyah)

sang ibu yang memang selalu memanggilnya dengan sebutan “Ya Abdurrahman, ya hafidzal quran, ya imamal masjidil haram."

Shalat Jumat di masjid Istiqlal Jumat (31/10) terasa istimewa. Sebab imam dan khatibnya istimewa pula, yakni Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syeikh Abdurrahman bin Abdul Aziz As-Sudais. 

Momen langka tersebut, dimanfaatkan umat Islam Indonesia untuk menyerap semangat Imam As-Sudais dalam mencintai Alquran, sehingga terinspirasi karenanya.

“Karena kecintaan dan kedekatannya dengan Alquran, beliau menempati derajat yang tinggi di dunia dan insya Allah di akhirat kelak,” kata pakar Alquran sekaligus juri tahfiz (hafalan Alquran) Internasional Doktor Ahsin Sakho kepada Republika jelang shalat Jumat.

Diceritakannya, semangat cinta Alquran dalam diri Imam As-Sudais telah ditanamkan hingga tersemat sejak kecil, bahkan sebelum ia mengerti apa itu hafiz dan imam. 

Hal tersebut tak lepas dari peranan sang ibu yang memang selalu memanggilnya dengan sebutan “Ya Abdurrahman, ya hafidzal quran, ya imamal masjidil haram. Rupanya, panggilan itu adalah doa,” kata Ahsin.

Dari dukungan keluarga, doa ibunda yang berkeinginan luhur agar anaknya kelak menjadi seorang yang bermanfaat bagi banyak orang, didukung pendidikan yang fokus serta berbekal kecerdasan As-Sudais, jadilah sekarang ia menjadi hafiz dengan derajatnya yang tinggi, berwibawa, berwawasan luas dan berpandangan Islam moderat.

Menurut Ahsin, bukanlah perkara sederhana dapat menghadirkan Syeikh As-Sudais di tengah-tengah masyarakat Indonesia sekarang ini apalagi di tengah kesibukannya sebagai imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. 

Meski mengaku belum mengetahui agenda selanjutnya As-Sudais selama di Indonesia, Ahsin memperkirakan Syeikh Sudas bakal melakukan pertemuan dengan para ulama Indonesia, melakukan kunjungan pesantren Alquran dan kegiatan syiar Islam lainnya.

Kunjungan Syeikh As-Sudais ke Indonesia dimulai sejak beberapa hari lalu. Selasa (28/10), Syeikh Sudais sempat menjadi pembicara pada seminar internasional bertema Nilai Moderat Alquran dan Hadis serta Penerapannya pada Masa Modern di Kerajaan Arab Saudi dan Republik Indonesia di Hotel Shangrilla Jakarta.

Sumber : Republika Online

Imam As-Sudais Sangat Layak Jadi Teladan dalam Mencintai dan Menyi'arkan Al-Quran


(Civitas Akademika LPIT Thariq Bin Ziyad dan Syiar A3B = Akhlak Al Qur'an Akademik Bahasa)
Kedatangan Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syeikh Abdurrahman bin Abdul Aziz As-Sudais ke indonesia seharusnya dijadikan momentum generasi muda untuk meneladani sosoknya. 

Sebab hal tersebut merupakan salah satu jalan dalam proses menumbuhkan semangat cinta Alquran. Selain dengan membaca, menghapal, memahami pesan di dalamnya dan yang terpenting adalah menjadikan Alquran sebagai akhlak di kehidupan sehari hari.

“Mari bergaul dan bersahabat dengan Alquran, juga dengan para pecinta Alquran,” kata pakar Alquran sekaligus juri tahfiz (hafalan Alquran) Internasional Doktor Ahsin Sakho kepada Republika, Jumat (31/10).

Diceritakannya, Imam As-Sudais merupakan sosok cerdas yang mampu meraih gelar doktor dalam waktu yang relative singkat.
Selain menjadi imam terlama di Masjidil Haram, yakni mencapai puluhan tahun, Imam As-Sudais juga dipercaya menjadi raisul ‘am atau pimpinan tertinggi pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. 

Caranya, lanjut mantan Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta ini, dengan mengaji Alquran yang diperdengarkan merdu dalam kaset pun telah banyak jadi acuan para qori dunia.

Di Indonesia, sambung Ahsin, Syeikh Sudais menaruh perhatian yang besar terhadap para penghapal Alquran. “Dia memberikan hadiah-hadiah dengan memberangkatkan haji bagi mereka yang juara hafiz alquran,” katanya. 

Sebab para penghapal Alquran patut diapresiasi. Karena itu, jelas Ahsin, sosok Syeikh Sudais menjadi penyemangat dan inspirator bagi generasi muda penghapal Alquran.

“Dengan mendekati Alquran, derajat setiap orang akan terangkat, baik di dunia mau pun di akhirat,” paparnya. Maka kepada para pemuda Islam, ia berharap agar tak segan bergaul dengan Alquran, sebab Alquran tidak akan mengecewakan pembacanya.

Tak lupa Ahsin berharap, kepada para orangtua, agar senantiasa mempunyai semangat seperti Syeikh Sudais. Orangtua yang menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, lalu mencontohkan kepada keluarga dan anak-anaknya agar cinta Alquran.

''Dengan begitu, maka akan besar pengaruhnya dalam membangkitkan rasa cinta pemuda Muslim Indonesia kepada kitab suci Alquran,'' papar Ahsin Sakho menerangkan. 
Sumber : Republika Online

THAFES 6 SMAIT Thariq Bin Ziyad Bekasi Hari Ini Dibuka



Thariq Festival (THAFES) ke-6 ajang tahunan yang rutin dilaksanakan setiap tahun di SMAIT Thariq Bin Ziyad mulai hari ini akan dibuka. Menurut ketua panitia Bapak Nursalih ajang ini akan menampilkan kreativitas siswa-siswi SMAIT Thariq Bin Ziyad, selain itu ajang lomba antar sekolah SMP atau sederajat (SMPIT dan MTs) juga akan meramaikan Thafes 6 tahun ini .

Peserta yang akan mengikuti lomba dari berbagai macam lomba dan berasal dari sekolah di lingkungan SMAIT Thariq Bin Ziyad, lingkungan Jatimulya Tambun Selatan Kab Bekasi sudah mencapai 800 peserta. Menurut kepala SMAIT Thariq Bin Ziyad Bapak Nono Aryandi, kalau melihat jumlahnya trendnya terus meningkat, oleh sebab itu sekolah terus mendukung acara Thafes ini.

Dari sisi panitia yang terdiri dari para guru pembimbing dan para pengurus OSIS SMAIT Thariq Bin Ziyad juga dari tahun ke tahun terus ditingkatkan baik kualitas penampilan, lomba maupun pelayanannya. Para aktivis OSIS SMAIT Thariq Bin Ziyad, menurut pak Nursalih terlihat semangat ketika dilibatkan dalam ajang ini, tidak sedikit dari mereka yang menyumbangkan idenya.


Contohnya dalam hal pembuatan banner acara serta logo Thafes 6 itu semuanya ide murni dari mereka. Oleh karenanya Thafes ini akan terun dijadikan unggulan dan trendsetter kegiatan yang ada di SMAIT Thariq Bin Ziyad. Upaya ini nampaknya sudah mulai berhasil, terlihat dari antusiasme peserta dari berbagai sekolah SMP/MTs/SMPIT yang ikut dalam acara Thafes.

Ketika menyampaikan undangan atau sebelum menyampaikan undangan mereka sudah bertanya duluan tentang Thafes, oleh karenanya penamaan acara Thafes setiap tahun dibuat berurutan mulai dari Thafes 1 sampai tahun ke enam ini yaitu Thafes 6. Ajang yang akan menjadi adu gengsi antar sekolah dalam Thafes antara lain Futsal (berregu), dan lomba mural (individu).


Acara puncak Thafes 6 ini akan berlangsung sampai pada akhir acara yaitu penyerahan piala dan hadiah/penghargaan yaitu tanggal 8 November 2014, selamat mengikuti THAFES 6 semoga dengan THAFES semuanya jadi sukses. [DM]

INSPIRASI PERKUMPULAN AKHLAK MULIA dan MAJELIS AKHLAKUL KARIMAH YAYASAN RUHI


              
               ( Foto Ilustrasi : Masjid Agung Al-Barkah, by Relawan Digitan/REDI Kota Bekasi)

Semoga dua tulisan di bawah ini semakin menguatkan tekad kami bahwa program yang telah dan akan digulirkan dalam tataran pribadi dan komunitas para remaja, pelajar, mahasiswa, pemuda dan para tunas bangsa dimana saja mereka berada benar-benar menjadi kebutuhan kita bersama sebagai pendidik, mentor, murobbi, guru, orangtua, serta mereka sendiri yang mendesak pada masa kini dan akan datang. Bukan hanya kebutuhan atau kepentingan satu pihak saja.

Program dan komunitas tersebut bernama “Perkumpulan Akhlak Mulia – Majelis Akhlakul Karimah” yang berada dalam naungan Yayasan Rumah Ukhuwah Indonesia (RUHI). Pada soft launching perdananya 1 Muharram 1436 H/25 Oktober 2014 terdiri dari dua unit PAM MAKKAH RUHI yakni di Masjid Al-Ihsan Blok V dan Masjid Al-Falah Blok C Perumahan Vila Mutiara Gading 2 Bekasi. Bergabunglah bersama kami di Tlp/SMS 021-70708255

Harapan kami semoga dimasa yang akan dating generasi penerus kita lebih siap menghadapi tantangan zaman yang tentunya lebih besar dan lebih berat dari yang kita hadapi saat ini. Calon-calon pemimpin masa mendatang memiliki multiple keunggulan dalam beberapa aspek penting (spiritual, intelektua;, emosional). Selain itu semoga komunitas “Perkumpulan Akhlak Mulia” yang baru saja dibentuk itu mampu menjadi jembatan harapan pendidikan yang ada di rumah, sekolah/kampus dan masyarakat.

ORGANISASI REMAJA, PELAJAR DAN PEMUDA DIMATA HASAN AL-BANNA

Seorang ulama tabiut tabiin salafus shaleh seperti Imam syahid Hasan Al-Banna aktif dalam berbagai organisasi keagamaan, antara lain “Jam’iyatul akhlak al-adabiyyah, Jam’iyatul man’il muharromat” di Mahmudiyah, ”Thariqoh Hashafiyah” Jamaah shufi di Damanhur, dan ikut mendirikan jamaah “Syubbanul Muslimin” serta menjadi salah satu anggotanya.

Tahun 1928 beliau mendirikan jamaah Ikhwanul Muslimin. Jamaah ini tumbuh dan berkembang pesat, hingga tersebar di berbagai kelompok masyarakat. Bahkan pada tahun 1940-an, ia menjadi kekuatan social politik terkuat di Mesir yang memiliki beberapa cabang di Negara-negara arab dan Islam.

Imam syahid Hasan Al-Banna selalu menegaskan bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin bukan sekedar partai politik, tetapi fikroh yang memadukan berbagai makna perbaikan (ishlah). Berupaya kembali kepada Islam secara murni, dan menjadikan Islam sebagai manhaj hidup yang menyeluruh.

Manhaj perbaikan yang disebut oleh Ikhwanul Muslimin bertumpu pada “tarbiyah” (pendidikan) dan bertahap dalam mewujudkan perubahan yang diinginkan. Tahapan tersebut adalah membentuk pribadi muslim, keluarga muslim, masyarakat muslim, pemerintahan muslim, daulah islamiah, khilafah islam, dan akhirnya “ustadziyatul alam” (kepeloporan dunia).

KETIKA AKHLAK DAN TELADAN DICAMPAKKAN OLEH FELIX SIAUW

Tweet dari ust Felix Siauw ini benar-benar menyentuh hati kami, apa yang terjadi sekarang justru memutar balikkan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat, menyedihkan jika generasi mendatang moralnya diputar balikkan, mau jadi apa bangsa ini ke depan

Saat manusia diwajibkan memilih yang terbaik dari orang-orang buruk, mereka kehilangan idealism dan memulai menoleransi keburukan. Tokoh kafir berakhlak buruk, ditoleransi atas nama “the greater good”, “asal kerjanya bagus”. Kita nggak lagi mikir tentang teladan.

Kita tidak lagi berfikir, “harus orang muslim yang akhlaknya baik, dan kerjanya juga baik”, beginilah pragmatism merenggut idealisme. Bayangkan masa depan generasi yang akan dating, bagaimana cara mereka berfikir?, seandainya kita mulai menoleransi akhlak dan laku buruk?

“gak papa tatoan, asal bisa kerja”, “gak papa kafir yang penting amanah”, “gak papa riba, asalkan manfaat”, ini pemikiran sesat menyesatkan. Sama sesatnya dengan yang mikir “daripada kerudungan tapi judes?”, “daripada muslim tapi korup”, kita tidak bisa berpikir ideal dan syar’i.

Dengan begini kita sudah tidak lagi menilai dengan penilaian Allah dan Rosul, kita sudah nggak lagi peduli pada Al-Quran dan As-Sunnah. “Mending mana? “Kerudungan judes atau buka aurat tapi baik”, kalimat begini bila terucap nggak akan membawa pada ketaatan, na’udzubillah.

“Nggak apa-apa ngerokok, tatoan yang penting bisa kerja!”, bagaimana bila besok anak-anak kita yang berkata demikian? Na’udzubillah. Ini tentang contoh, teladan, figure, imitative learning tanpa sadar oleh generasi muda yang esok membawa mereka lebih jauh dari islam.

Saat dunia selalu jadi ukuran, maka tidak pernah akhirat didapat, namun banyak yang mengukur dirinya dengan akhirat, dunia mengikuti. Karena kita perlu mendidik diri kita agar tetap idealis dan syar’i. Serta mencontohkan diri, bisa berkarya juga berakhlak mulia.

Begitulah Rosulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaknya, dan sempurna keimanannya.

RENUNGAN DARI ALI RA SAHABAT NABI SAW

Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan

Keyakinan hanya tinggal pemikiran, yang tidak berbekas dalam perbuatan

Banyak orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman

Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyuk tapi sibuk dalam kesendirian

Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis, ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi

Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, ada yang banyak menangis karena kufur nikmat

Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat, ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut

Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan, ada pezina yang tampil jadi figure

Ada orang punya ilmu tapi tak paham, ada yang paham tapi tidak menjalankan

Ada yang pintar tapi memboodohi, ada yang bodoh tapi tidak tahu diri

Ada orang beragama tapi tidak berakhlak, ada yang berakhlak tapi tidak ber-Tuhan

Lalu, di antara semua itu dimanakah aku berada?

( Ali Bin Abi Thalib Ra)

Diolah dari berbagai sumber, Wallahu a’lam. [DM].

Jumat, 24 Oktober 2014

Tahun Baru 1436 H. Yayasan RUHI Sinergikan Dakwah Remaja Masjid, Sekolah dan Kampus




Memesuki tahun baru 1436 Hijriyah Yayasan Rumah Ukhuwah Indonesia melalui wadah Perkumpulan Akhlak Mulia (PAM) bertekad untuk mensinergikan dakwah di lingkungan setempat masing-masing para aktivisnya. Hal ini disampaikan oleh ketua PAM RUHI Berlian Afrianto di acara rapat kordinasi dengan pengurus/pembina yayasan RUHI.

Sebagaimana disamaikan oleh ketua Yayasan Rumah Ukhuwah Indonesia bapak Sugito, S.Pd. yayasan ini akan focus bergerak dalam bidang keagamaan, sosial/pendidikan dan kemanusiaan. Di bidang sosial, pendidikan dan kemanusiaan untuk pertama kalinya ini akan menggarap segmen pelajar dan remaja pasca TPA (Taman Pendidikan Al-Quran).

Sebagai wadahnya maka pada momentum perubahan tahun baru Hijriyah 1436 ini akan dilaunching suatu bentuk komunitas dengan nama Perkumpulan Akhlak Mulia di masing masing Masjid, Sekolah atau majelis taklim/pasca TPA.  Program utamanya komunitas ini adalah pertemuan minimal pekanan atau minimal sekali dalam seminggu.

Tujuan dari kegiatan mingguan itu ialah dalam rangkan membina ruhiyah atau moral serta mental para generasi muda  terutama pelajar dan remaja sebagai tunas bangsa dalam menghadapi kehidupan yang lebih  komplek dan kompetitif. Untuk itu maka dibutuhkan sikap mental, sikap social dan sikap spriritual sebagaimana dituntut oleh kurikulum pendidikan nasional kita yaitu kurikulum 2013.

Kegiatan komunitas ini untuk pertama kali akan focus membantu peserta dalam hal pembinaan ruhiyah (spiritual), fikriyah (pengetahuan dan keterampilan) dan jasadiyah (fisik) yang dilakukan secara sinergi dan seimbang melalui bebagai macam program regu atau kegiatan bersama. Setiap sebulan sekali mereka akan berkumpul dalam satu majelis yang disebut majelis akhlakul karimah (MAKKAH).

Bagi masjid atau mushola, sekolah atau madrasah, serta majelis taklim atau pasca TPA yang ingin menerapkan konsep tersebut dalam rangka menyiapkan generasi penerusnya, remaja dan generasi mudanya bisa bersama-sama mengikuti launching perdana yang akan diadakan ada Sabtu, 25 Oktober 2014 jam 20.00 di masjid jami’ Al-Falah Blok C Vila Mutiara Gading 2 Bekasi.

Semoga acara ini dapat menyambungkan kegiatan dakwah pelajar dan remaja masjid, sekolah serta kampus. Dan semoga menjadi langkah awal hijrah maknawi dan kehidupan yang lebih baik di tahun baru 1436 H. Info dan kegiatan serta pendaftaran hubungi Berlian di (021-70708255) atau Pin BB 7CBFE9D7. (DM)









Rabu, 22 Oktober 2014

Compassionate School, Imam Al-Ghozali, dan Metode Pendidikan Agama

                  (Gedung SDIT Thariq Bin Ziyad Pondok Hijau, Kel. Pengasinan Kec. Rawalumbu 
         Kota Bekasi pertama kali dibangun tahun 1997 oleh Yayasan Thariq Bin Ziyad, Dok. Intajiyah )

compassionate school 

Beberapa saat lalu penulis medapatkan broadcash tentang pendidikan karakter atau adab dengan judul “Sudahkah sekolah kita beradab?” di akhir broadcashting itu tertulis :

Kita harus segera mengubah system pendidikan kita yang masih berorientasi pada ta’lim (mengajarkan) menjadi ta’dib (menanamkan adab). Dalam konsep compassionate school, ta’dib harus diterapkan secara menyeluruh (wholse school approach ) meliputi tiga area, pertama SDM yaitu guru, karyawan, orangtua hingga satpam, kedua kurikulum, dan yang ketiga iklim atau hidden curricullum

Sebuah sekolah bukanlah parbrik yang melahirkan siswa-siswa pintar. Tapi sebuah lingkungan yang membuat semua unsure di dalamnya menjadi lebih beradab. Untuk mengukur apakah sebuah sekolah sudah menjadi compassionate school tak serumit standar ISO. Cobalah berinteraksi dengan satpam sekolah, amatilah bagaimana guru berinteraksi, siswa bersikap.

Rasakan atmosfirnya, Jika prestasi akademik bisa dilihat di selembar kertas, budi pekerti hanya bisa kita rasakan. Lalu dari mana kita memulainya ? kalau bukan dari pendidikan agama.

Al-Ghozali dan Metode Pendidikan Agama

Menurut Al-Ghozali pendidikan akhlak, adab atau karakter sangat terkait erat dengan pendidikan agama. Oleh sebab itu maka pendidikan agama harus ditanamkan sejak sedini mungkin, agar tertanam baik dalam hati sanubari anak, selain itu penanaman agama pada fase awal ini tidak perlu membutuhkan dalil yang rumit. Anak hanya diminta menghafal kaidah-kaidah dan dasar-dasar agama.

Baru selanjutnya anak tinggal difahamkan, diyakinkan dan dibenarkan oleh hati, akal dan lisannya. Pertama kali yang harus dilakukan dalam pendidikan agama sejak dini ialah membina dan mengisi hati anak kecil dengan makrifah, lalu mendidik jiwanya dengan beribadah dan mengenal Allah secara mendalam dan mendekatkan diri kepadanya (taqorrub ilallah).

Pada tahap berikutnya (di usia remaja atau pemuda) metode pendidikan agama bukan berarti menghindai atau melarang untuk berdebat dan berbicara. Tetapi menurut Al-Ghozali metode ini lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan keuntungannya. Oleh karenanya al-Quran mengajarkan dengan tiga cara yang berurutan tapi cara yang terakhir ini diberi catatan atau prasyarat yaitu billati hia ahsan (debatnya dengan cara yang baik atau ihsan).

 Dengan penjelasan di atas maka Al-Ghozali sebagai salah satu tokoh pendidikan spiritual dan akhlak telah menegaskan metode tertentu bagi pengajaran agama, bahwa pengajaran agama diawali dengan  pertama, Hafalan lalu Pemahaman, dilanjutkan dengan Keyakinan dan Pengakuan atas informasi atau sumber yang ada serta dilanjutkan dengan  pengakuan nyata dan kuat atas berbagai bukti atau dalil yang ada.

Metode Al-Ghozali ini ternyata diikuti oleh kalangan aktivis ajaran Gerejani dan gerakan sekolah nasrani. Gerakan ini didorong oleh factor yang kuat yang disadari oleh kalangan gereja bahwa mulai timbul kesadaran di masyarakat bahwa perlu pengetahuan yang lebih dalam tentang hakikat agama. Pengetahuan yang bukan didirikan diatas indoktrinasi atau peniruan belaka sebagaimana keadaan sebelumnya, akan tetapi pengetahuan yang berdiri di atas dalil dan bukti atau Tanya-jawab dan diskusi.

Anselm, seorang kepala uskup Kanter Burry di Inggris (1033-1109 M) salah seorang pemuka gereja sekolah pada abad itu dalam salah satu karya tulisnya (Monoloque on Method in Which One May Account for his Faith)  mengatakan : “Saya tidak mencari kepuasan hati terhadap agama sebelum menganutnya, tetapi saya menganut agama saya dan mengakuinya sebelum mencari bukti-bukti kebenarannya”

Dalam kesempatan lain ia juga berkata: “Bahwa seorang nashrani harus sampai pada bukti-bikti dan dalil-dalil agama setelah ia punya akidah dan beriman kepadanya, dan ia tidak akan sampai kepada iman melalui jalan bukti-bukti dan dalil-dalil”. Hal ini menunjukan bahwa pengajaran agama waktu itu mengikuti langkah-langkah yang kira-kira terdapat dalam nasehat Al-Ghazali yaitu berakidah dan beriman lebih dahulu dan setelah itu baru dikuatkan dengan dalil-dalil dan bukti-bukti.


Namun permaslaahannya adalah mampukah pemuka agama nashrani sekarang itu menghadirkan bukti-bukti atau dalil-dalil tentang konsep teologi atau ketuhanannya secara jelas dan terang agar diterima oleh hati dan logika serta akal dan  fitrah manusia pada umumnya? Terkecuali kitab suci Al-Quran sebagai kitab yang membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya yang pernah diturunkan kepada para nabi dan Rosul berani menjamin keotentikannya, tingal kita sebagai manusia mau beriman atau tidak? Wallahu a’alam.[DM].

Takqir Kekuasaan Itu Allah Pergilirkan Diantara Manusia Yang Ia Kehendaki-Nya


Allah menciptakan alam raya ini dengan segenap isinya dan systemnya. Sistem alam sering dikenal dengan hukum alam atau dalam istilah islamnya (ayat kauniyah). Sedangkan system tuhan sering dikenal dengan hukum tuhan (ayat qouliyah).

Kedua hukumnya ini sejatinya tidak saling bertentangan atau tidak juga untuk dipertentangkan. Seiring dengan waktu dan perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan, ilmu keduanya bahkan banyak yang sudah terbukti saling bersinergi dan melengkapi.

Salah satu contohnya adalah system surya, jagat raya dan bentuk bumi. Begitu juga tentang system perhitungan berdasarkan bulan dan matahari. Semakin melengkapi khasanah manusia di bumi ini bahwa sanya Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa adalah Maha Segala-galanya.

Begitu juga tentang manusia dengan segala macam hiruk-pikuk kehidupannya, Allah menciptakan ini semua tentu dengan maksud dan rahasiah-rahasiah yang ada di balik itu semuanya. Kekuasaan yang ada di dalam kehidupan manusia berbeda-beda mulai dari level diri sendiri, keluarga, negara sampai dunia.

Itu semua tidak mungkin diberikan sama kepada setiap orang. Di level Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) misalnya kekuasaan atau kepemimpinan sudah Allah pergilirkan diantara hamba-hambanya yang terpilih. Mulai dari Soekarno-hatta, hingga masa sekarang Jokoei-JK.

Mereka yang telah memimpin adalah hamba-hamba Allah yang terpilih baik terpilih secara tidak langsung melalui permusyawaratan di MPR dan perwakilan di DPR. Atau terpilih secara langsung yaitu rakyat yang memilihnya sebagaimana terjadi di masa SBY-JK, SBY-Boediono dan juga Jokowi-JK.

Keterpilihan ini kalau melihat dari kacamata manusia memang itu adalah hasil usaha dan ikhtiar manusia. Namun dilihat dari kacamata agama keterpilihan itu adalah kombinasi antara taqdir (Tuhan Yang Maha Esa) dan ikhtiar (usaha manusia), baik ikhtiar dirinya maupun orang yang ada disekitarnya .

Allah SWT berfirman :

"Katakanlah, 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (Ali Imran: 26-27).


“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang  yang beriman (dengan orang yang ingkar) dan supaya sebagaian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim” QS. 3 (Ali Imron) : 140

Wallahu a'lam {DM]

Selasa, 21 Oktober 2014

TKIT Thariq Bin Ziyad Juara 2 Lomba Tari PORSENI IGTK PGRI Tambun Selatan Kab. Bekasi







TKIT Thariq Bin Ziyad yang berada di lingkungan Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) Yayasan Thariq Bin Ziyad tidak pernah sepi dari prestasi. Sekolah ini mengedepankan prestasi dalam bidang akademik dan non akademik.

Kepala TKIT Thariq Bin Ziyad Ibu Indriani Mukim S.Pd. menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat kepada siswa, orangtua dan guru (pendidik) serta tenaga kependidikan yang telah bekerjasama membangun pendidikan di TKIT Thariq Bin Ziyad.

Setelah beberapa bulan yang lalu telah berprestasi dalam bidang Al-quran maka pada hari ini TKIT Thariq Bin Ziyad membuktikan kembali prestasinya dalam bidang yang lainnya. Yaitu menjadi juara 2 lomba tari dan juara 3 lomba menyanyi pada PORSENI IGTK PGRI se Kecamatan Tambun Selatan.

Sekolah kami selain mengejar prestasi di bidang akademik dan non akademik juga kami mengunggulkan A3B yaitu Akhlak, Al-Quran, Akademik dan Bahasa. Apalagi dengan implementasi kurikulum 2013 (kurtilas) maka hal ini sudah sangat sejalan dengan harapan dari kementrian pendidikan.


Semoga di era kepemimpinan Jokowi-JK pendidikan akan semakin ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Menjadi juara 2 lomba tari dalam rangka PORSENI IGTK PGRI Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dan juara 3 lomba menyanyi membuktikan bahwa TKIT mampu bersaing. [DM]

Senin, 20 Oktober 2014

Pidato Pertama Presiden Jokowi di Hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI

                 (Pidato Pertama Presiden RI Ke-7 Joko Widodo) 
Presiden Joko Widodo baru saja resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia yang ketujuh. Setelah mengucapkan sumpah jabatan, Jokowi diberi kesempatan untuk menyampaikan Pidato pertamanya sebagai Presiden RI. Dalam Pidato yang dibacakan dalam waktu tujuh menit tersebut, Jokowi  hanya satu kali menekankan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia.
Pernyataan tersebut diucapkan Jokowi menjelang akhir pidatonya.   “Atas nama pemerintah dan rakyat saya ucapkan terimakasih kepada negara sahabat. Saya ingin menegaskan di bawah pemerintahan saya Indonesia dengan negara besar ketiga, penduduk muslim ketiga, akan terus menjalankan politik bebas aktif. Yang diabdikan pada kepentingan nasional,” ujar Jokowi di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta Pusat (20/10).

Pengamat Politik Internasional, Dewi Fortuna Anwar mengatakan ia tidak mengetahui alasan penyebutan kata muslim yang hanya sekali dalam pidato Jokowi tersebut. Namun, pernyataan Jokowi terkait politik bebas aktif hanya merupakan penegasan kembali dari sistem politik luar negeri yang dianut Indonesia selama ini. 

“Waduh, saya ga tau itu. Saya ga bisa jawab, coba tanya sama yang buat pidatonya. Tetapi untuk politik luar negeri bebas aktif dimaksudkan hanya menegaskan kembali saja identitas politik luar negeri Indonesia. Tidak masuk dalam blok-blok tertentu. Aktif dalam arti tidak pasfi. Ini prinsip dasar digariskan oleh bung hatta,” ujar Dewi Fortuna Anwar saat dihubungi Republika, Senin (20/10).

Sementara itu, ketua PP Muhammdiyah, Yunahar Ilyas mengatakan komitmen Jokowi terkait nasib umat muslim di Indonesia maupun dunia tidak hanya bisa dilihat dari pidato yang ia sampaikan. Ia menilai, pidato tersebut belum bisa mewakili secara keseluruhan. Akan ada Menteri dan jajaran pemerintahan Jokowi yang akan membantu pemerintahan mendatang dalam membangun komitmen untuk muslim Indonesia dan dunia.

Dalam pidato yang disampaikan Jokowi hari ini, Jokowi lebih banyak menyinggung nasib Indonesia sebagai negara maritim. Ia berkomitmen untuk membangun Indonesia dengan mengedepankan pembangunan laut. Selain itu, Jokowi juga mengajak berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari pedagang, pengusaha, akademisi dan profesional untuk bekerja keras membangun Indonesia. Diakhir pidatonya, Jokowi kembali menegaskan Indonesai sebagai negara maritim dengan mengutip kata-kata mantan presiden Sukarno.

 "Kita harus memiliki jiwa cakrawati samudera.Jiwa yang berani mengarungi samudera dan badai. Sebagai nahkoda saya mengajak rakyat naik ke atas kapal. Kita akan kembangkan layar kuat. Kita akan lewati badai dengan layar kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga Tuhan merestui upaya luhur kita bersama," ujar Jokowi. (Republika)

DR.H.SA'DUDDIN,MM Ucapkan Selamat kepada Jokowi - JK, Angkat Harkat dan Martabat Bekasi


                                           ( DR.H. Sa'duddin MM, Anggota DPR RI 2014-2019 )

Seusai Rapat Paripurna Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI Fraksi PKS DR. Sa'duddin,MM memberi ucapan Selamat atas dilantiknya Joko Widodo sebagai Presiden RI dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI. 

Semoga keduanya bisa mengemban amanah dengan sebaik - baiknya dan dapat merealisasikan amanahnya dengan benar dan pastinya dapat berpihak kepada Rakyat. Sekali lagi kami berdo,a semoga Kepemimpinan beliau membawa Indonesia lebih maju dan segenap masyarakatnya mnjadi masyarakat yang sejahtera adil dan bermartabat. Amin... (20/10)

Dengan masuknya Pendiri Yayasan Thariq Bin Ziyad dan sekaligus tokoh pendidikan/masyarakat dari Bekasi itu semoga membawa kebaikan dan keberkahan pula bagi masyarakat bekasi. Baca artikel sebelumnya : ( http://www.majalahintajiyah.blogspot.com/2014/10/selamat-atas-pelantikan-dr-saduddin-mm.html ) 

Dan tidak akan ada lagi bully membully Bekasi sebagaimana terjadi pada beberapa pekan yang lalu, baca juga artikelnya : http://www.majalahintajiyah.blogspot.com/2014/10/bekasi-dipuji-dulu-sekarang-bekasi.html semoga Bekasi dimasa kepemimpinan nasiona Jokowi - JK bisa terangkat juga harkat dan martabatnya.

( Egi Sugiantoro, Dimyat.S.Ag)

Rabu, 15 Oktober 2014

Bekasi Dipuji [dulu-sekarang] Bekasi Dibully


Entah apa maksud utamanya tiba-tiba berita tentang Bekasi menyeruak di media sosial (sosmed). Bukan individu bukan juga institusi yang menjadi sasaran bully-nya tetapi komunitas atau daerahnya. Yang jadi pertanyaan apa maksud utama aksi bully daerah Bekasi itu? Padahal daerah yang satu ini dari dulu sampai sekarang tak luput dari pujian, baik terkait nasionalisme kepahlawanan, kebudayaan maupun keagamaan. Daerah yang terkenal religious ini lebih lengkap setelah ditetapkannya sosok alm. KH. Noor Ali sebagai pahlawan nasional. Tapi tiba-tiba Bekasi saat ini dibully.

Bekasi saat ini ada dua daerah pemerintahan yaitu Kota Bekasi yang terdiri sari 12 kecamatan dan kabupaten bekasi yang terdiri dari 23 kecamatan menempati area yang sangat luas dari utara berupa laut Jawa dan selatan berupa wilayah Bogor. Bagian Barat berbatasan dengan DKI Jakarta sebagai Ibu kota dan di Timur berbatasan dengan wilayah Karawang. Merupakan wilayah strategis penyangga ibukota sebagai kota metropolitan. 

Apakah bermaksud hanya untuk menyampaikan keluhan terkait dengan pelayanan public atau sentimen kedaerahan atau kekuasaan, karena Bekasi saat ini secara politik merupakan kekuatan utama KMP (Koalisi Merah Putih) yang merupakan rival satu-satunya koalisi presiden terpilih yang jika tidak ada halangan (insya allah tidak ada) akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014. Wali kota bekasi Rahmat Efendi berasal dari Golkar dan Wakilnya dari PKS yaitu Ahmad Syaikhu.

Sedangkan kabupaten Bekasi merupakan pemenang gabungan (koalisi) Golkar, Demokrat dan PAN sebagai pengusung calon di pilkada 2012 lalu yaitu bupati terpilih dari partai Golkar (Neneng Hasanah Yasin) dan Demokrat (Rohim Mintareja). Mungkin terlalu jauh kalau bully bekasi dikaitkan kepada hal yang bersifat politis, walaupun hal itu mungkin saja. Yang menarik untuk dicermati menurut penulis ialah menjadi bukti yang ke sekian kalinya fenomena media sosial atau jurnalisme warga mampu menguasai jagat raya berita.

Membully bekasi akan terasa wajar dan proporsional jika dimaksudkan untuk memperbaiki fasilitas public dan pelayanan pemerintahan di kedua pemerintahan daerah tersebut, misalnya tergusurnya perumahan asli warga masyarakat Bekasi oleh pengembang perumahan besar atau minimnya ruang terbuka hijau di perumahan, atau terkait infrastruktur lainnya. Tetapi akan terasa irasional dan terlalu didramatisir manakala dan terlalu berlebih-lebihan membully Bekasi karena sebab sentiment kedaerahan, kebudayaan atau kekuasaan.

Semoga dari peristiwa ini semua pihak bisa mengambil hikmah atau ibroh (pelajaran) baik itu pemerintahannya maupun warga masyarakatnya, saya yakin siapapun orangnya mereka tidak akan senang dan rela jika daerahanya dibully secara berlebihan, tapi saya juga berkeyakinan jika sekarang ini Bekasi dibully pasti Bekasi ada apa-apanya. Baik itu negative atau positif, yang jelas Kota dan Kabupaten Bekasi memiliki arti penting bagi DKI maupun nasional Indonesia.

Ada tiga infrastruktur nasional bahkan internasional penting yang harus dijaga di Bekasi, paling tidak yaitu jalan tol Jakarta-Cikampek, jalur kereta api Jakarta-Jawa, dan jalur irigasi aliran air sungai dari waduk Jatiluhur menuju DKI Jakarta yaitu sungai Kali Malang. Semoga kedepan kita tidak lagi asal bully membully secara sembarangan atau serampangan. Marilah kita lakukan nasehat bukan membully, karena nasehat itu akan lebih bermanfaat daripada membully. Sebagaimana ayat suci dalam Al-Qur’an “fadzakkir fainna dzikro tanfaul mu’minin” berilah peringatan karena peringatan itu akan bermanfaat bagi orang yang beriman.


Dalam hal ini semoga bully yang selama ini ada di somed menjadi nasehat tersendiri bagi pemerintahan dan politisi maupun birokrat  yang sekarang ini sedang berkuasa di Kota maupun kabupaten Bekasi. Begitu juga dalam tataran nasional semoga kehadiran KMP dan KIH jangan sampai menjadi ajang bully-bully-an, arahkan untuk saling member nasehat dalam kebenaran dalam kasih saying dan dalam kesabaran, semoga mendapatkan pahala. Wallahu a’lam. [DM]

Selasa, 14 Oktober 2014

PENDIDIKAN UNTUK KEBAHAGIAAN, KESEJAHTERAAN DAN KESUKSESAN

                (Gambar Ilustrasi : Pengawas UPTD TK-SD Tambun Selatan dan Kepala SDIT TBZ)

Jika kita telusuri apa yang menjadi obsesi setiap manusia, maka kata kunci yang akan masuk dalam kategori pilihannya ialah mereka mengharapkan kehidupan atau hidup yang bahagia, sukses dan sejahtera. Maka kita jadi teringat dengan istilah Norma Keluarga kecil Bahagia dan Sejahtera yang pernah dikembangkan oleh pemerintah pada zaman orde baru dulu.

Gerakan tersebut pada dasarnya sangat bagus karena memiliki empat macam tujuan yaitu :

1.       Tercapainya seluruh calon pasangan keluarga (laki-laki dan perempuan) kawin pada usia yang ideal. Usia yang ideal tersebut diartikan sebagai cermin kelayakan secara fisik, mental dan spiritual. Serta layak untuk melangsungkan perkawinan yang sah untuk menjadi keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
2.    Tercapainya jumlah anak yang ideal bagi seluruh keluarga dan masyarakat.
3.       Tercapainya kelangsungan dan keharmonisan kehidupan berkeluarga.
4.       Tercapainya peningkatan kreativitas dan produktivitas dalam rangka meningkatkan derajat hidup dan kehidupan keluarga

Apa yang kurang dari program Orde Baru tersebut? Apakah dari sisi pelaksananya atau programnya. Kemungkinan dari sisi pelaksananya, orientasi program bukan semata-mata proyek atau anggaran tapi substansi dari program itu sendiri harus mengena dan menyentuh kalbu masuarakatnya, namun di sisi lain kita menyadari bahwa tidak semua yang ada di masa orde lama atau orde baru itu buruk atau rendah. Apakah itu? ya itulah menyangkut kebahagiaan, kesejahteraan dan kesuksesan baik dimensi dunia maupun akhirat.

Mengapa bahagia? mengapa sejahtera? mengapa sukses? Karena ketiganya menjadi harapan dan obsesi setap insan. Siapa sih yang tidak mau hidupnya bahagia, sejahtera dan sukses. Mungkin itu juga yang menjadi alas an mengapa KH. Noor Ali pahlawan nasional asli dari Bekasi yang mengubah nama kampungnya yaitu dari mulanya Ujung Malang menjadi Ujung Harapan Bahagia.

Atau mungkin juga yang menjadi alasan mengapa dulu ada nama partai yang karena sebab tertentu tidak memenuhi elektrolal tresholt atau parlemantary tresholt menambahkan satu kata di belakangnya yaitu kata Sejahtera. Bahkan belakangan ia juga membangun konsep ketahanan keluarga melalui gerakan Pos Ketahanan Keluarga atau melalui wadah Rumah Keluarga Indonesia (RKI).

Apa artinya memiliki pendidikan yang tinggi apabila tidak mampu membahagiakan keluarga, tidak mampu mensejahterakan diri dan pada akhirnya tidak sukses. Pendidikan yang ada sekarang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus mampu menghadirkan kebahagiaan untuk semuanya, bukan hanya guru atau pendidik, murid atau peserta didik tetapu juga tenaga kependidikannya, orangtuanya dan masyarakatnya. Baik masyarakat internal atau civitas akademikanya maupun eksternal.

Ajaran semua agama pasti mengajarkan ketiga nilai di atas, hanya filosofis, cara dan bentuknya yang berbeda. Islam mislanya selalu mengajarkan bahkan setiap hari diajarkan bahkan lima kali setiap hari yaitu dengan ungkapan yang ada dalam lafadz adzan : “hayya alasholah, hayya ‘alal falah”.  Mari menuju shalat, mari menuju kebahagiaan. Tidak dipungkiri lagi bahwa di dalam syariat atau nilai ritual shalat terkandung makna, hikmah atau fadhilah yang ada di dalamnya ada nilai spiritual.

Maka tak heran jika salah satu butir doa nabiyullah Ibrahim Ibrahim sebagai bapaknya para nabi dan rosul 1500 tahun lebih yang lalu ialah “Robbij’alni muqimasholah wamin dzurriyatina”. Ya Allah jadikanlah kami pendiri ibadah shalat dan juga keturunanku. Ya allah kabulkan doaku ini. Itulah yang diajarkan oleh nabiyullah Ibrahim As kepada kita.

Saat ini kita dihadapkan pada beragam konsep, metode dan media pendidikan yang beragam. Seiring dengan tuntutan demokratisasi di segala bidang kehidupan tak terkecuali dalam bidang pendidikan, maka diperlukan suatu kejelian terutama bagi orangtua/wali murid untuk memilah dan memilih lembaga pendidikan yang ada. Lalu pertanyaan berikutnya pendidikan yang bagaimana yang akan membawa kebahagiaan, kesuksesan dan kesejahteraan itu?

1.       Pendidikan yang tidak mempertentangkan antara ayat suci dan ayat konstitusi
2.       Pendidikan yang tidak hanya bicara revolusi mental tapi juga konstitusi moral
3.       Pendidikan yang tidak hanya focus kepada moral dan karakter tapi juga ritual dan spiritual


Penjelasan lebih lanjut tentang tiga ciri pendidikan di atas akan hadir pada artikel kami selanjutnya selamat membaca, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. [DM]

Investasi Akherat Untuk Si Fulan & Fulanah



Doa terbatas. Dalam suatu hadist diriwayatkan: Setiap keturunan anak Adam ketika wafat, akan terputus segala  amalnya kecuali: a. Shadaqah Jariyah, b. Ilmu yang bermanfaat dan c. Anak sholeh yang mendoakan orang tuanya. Shodaqoh jariyah bisa kita tunaikan jika kita memiliki banyak harta dan sempat menunaikan dikala masih hidup.

Demikian juga ilmu yang bermanfaat, tergantung sejauh mana sewaktu kita hidup banyak berbagi ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dan hingga sekarang masih diamalkan oleh orang lain yang mendapatkan ilmu tadi. Satu-satunya harapan adalah do’a dari anak-anak kita yang sholeh.

Pertanyaannya. (Prikitiew, kata Tukul Arwana, dalam acara “Bukan Empat Mata atau New Family 100). Sudah maksimalkah, kita mendididik anak menjadi anak yang sholeh sewaktu hidup dulu? Atau bagaimana yang tidak memilki anak? (Ya, anak kan bisa.. anak asuh, anak didik atau anak buah di kantor). 

Kita memilki anak, tapi sholeh gak?. Sedikit sholeh, barangkali. Suka mendoakan gak. Kita sadar, sebagai anak kita sering terlalu sibuk dengan urusan dunia. Mendoa hanya selagi ingat. Penguasaan doa-doanya sangat terbatas. Pendek kata dari segi waktu dan kemampuan berdoa sangat terbatas. Lalu bagaimana solusinya?

Jika masih hidup dan ada kemampuan plus kemauan, itu gampang. Laksanakan saja mulai sekarang gemar bershadaqah jariah, gemar menyebarkan ilmu yang bermanfaat dan mendidik anak cucu agar semakin sholeh dan diharapkan kelak bisa mendoakan kita setelah di alam barzah. Insya Alloh kelak di Yaumil Akhir  kita dapat aliran pahala yang tiada putus-putusnya.

Bagaimana orang-orang tua kita yang belum sempat secara maksimal mengamalkan hadist di atas? Kewajiban kitalah yang masih hidup untuk mengirimkan doa, kebajikan dan pahala untuk mereka yang telah tiada.   

Berbakti tak mungkin lagi. Orang tua kita telah tiada. Bisakah kita kirim doa? Jawabnya jelas. BISA. Ada nash hadist yang jelas sebagaimana hadist di atas. Anak sholeh yang mendoakan orang tuanya dapat melanggengkan amal bani Adam yang telah wafat.  Problemnya kita mau atau tidak?. Berdoa kita sesuai syar’i atau tidak?.

Masalah dikabul atau tidak,  itu hak prerogratif Alloh yang Maha Pengabul doa.  Doa pasti dikabulkan Alloh, hanya waktunya kapan yang tepat Allohlah yang Maha Mengetahui. Atau Alloh mengganti dengan yang lebih tepat atas doa kita. Marilah kita berbakti kepada orang tua yang telah tiada melalui doa.

Bagaimana beramal sholeh untuk orang tua kita selain doa? Problem ke dua. Kapan kita berdo’a? Disiplin dan selalu berdoakah kita? Jujur saja kita, lebih sering lupa berdoa, untuk para arwah orang-orang yang telah mendahului kita. Kita merasa terlalu sibuk dengan urusan dunia.

Biarkan berkah melimpah. Problem kita adalah waktu dan kemampuan berdoa terbatas. Oleh karena itu ayo budayakan investasi akherat untuk almarhum dan almarhumah (si Fulan dan Si Fulannah). Biarkah berkah melimpah untuk si Fulan dan si Fulanah. Berkah mengalir dari amal jariah. Pertanyaan berikutnya, pahalanya sampai kealamat gak, ya?.

Mohon maaf penulis bukan ahli fiqih, silahkan pembaca konfirmasi kepada yang berkompeten (Fuqoha; ustadz-ustadzah ahli fiqih). Beribadah harus ada landasan syar’inya dan contoh dari RosulNya. Ibadah tidak boleh berdasarkan logika semata. Penulis hanya mensitir perkataan para juru dakwah atau baca artikel terkait pahala investasi akherat.

Misalnya, ada do’a yang ditujukan kepada kaum muslimin, muslimat, mukminin, mukminat al ahyaai minhum wal anwat, penulis memahami untuk siapa saja kaum yang tersebut tadi baik masih hidup maupun telah wafat. Ada lagi do’a Rosululloh ketika menyembelih qurban, beliau meniatkan satu ekor domba untuk diri dan keluarganya dan satu ekor untuk umatnya. 

Lagi-lagi penulis pahami baik kelurga atau umat yang masih hidup ataupun sudah meninggal. Ada lagi riwayat tentang badal haji, menghajikan orang tua, membayarkan utang almarhum/alamarhumah saudaranya yang telah meninggal, dst, dst.

Banyak lagi lembaga dakwah yang mengajak investasi akherat berupa wakaf Al Quran, wakah tunai, wakaf tanah untuk pesantren, berqurban dan sejenisnya, juga membolehkan atas nama alamarhum/almarhumah. Mohon maaf jika salah menyimpulkan, karena penulis sangat awam dalam masalah ini.

Ada kemungkinan besar amal untuk si Fulan dan si Fulanah dapat dikabulkan atas seizin Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Jika tidak diterima untuk si Fulan dan si Fulannah, kita yakin amal tersebut tidak akan sia-sia, minimal buat diri kita sendiri. Dengan amal-amal sholeh tadi bisa digunakan sebagai wasilah untuk dikabukannya doa. 

Banyak contoh investasi akherat yang bisa kita lakukan seperti : Wakaf tunai untuk pembangunan pesantren, lembaga pendidikan Islam, masjid/mushola, kebun jati/jambon atau sawah untuk biaya operasional santri, membantu pendidikan para dhuafa, dsb.

Menghajikan orang tua, menyembelih qurban atas nama orang lain, membayarkan kewajiban/utang orang tua yang telah meninggal, wakaf atas nama almarhum/almarhumah, dst.  Semoga investasi akherat ini melimpahkan berkah nan abadi. Wallohu a’lam bishshawab.  


Ya Alloh jika tulisan ini benar mudahkanlah hamba-hambaMu ini untuk menjalankannya, jika ini salah ampunilah kami sebagai penulis  dan  pembaca yang awam. [HSR]

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.