Peristiwa Biasa. Suatu ketika
ada seseorang (sebut saja bapak “X”) dapat titipan sumbangan uang qurban
sebesar Rp 5.000.000,-. Untuk memudahkan transaksi dilakukan transfer bersamaan
dengan uang qurban untuk masjid melalui bendahara masjid. Selang beberapa saat
bendahara masjid menyerahkan uang tersebut, dengan alasan mumpung lagi ada uang
tunai, nanti gampang diganti dari kiriman uang qurban. Semua berjalan biasa.
Uang diterima, berhubungan orang tersebut (bapak “X”) mau dinas luar kota, maka
uang ditabung ke dalam rekening miliknya, agar besok lebih mudah saat harus
diserahkan ke yang berhak. Saat di luar kota orang yang bersangkutan dapat
telpon dari pegawai bank dimana dia memiliki pinjaman untuk beli rumah petak
(kontrakan).
Suara di seberang sana seorang cewek muda: ”Maaf pak, bapak
nasabah kami, kami ingin menginformasikan bahwa saldo uang bapak tidak
mencukupi untuk membayar cicilan pinjaman bulan ini”, begitu sapanya dengan
nada lembutnya. “Baik mbak, nanti saya transfer atau tunggu gajian tanggal 25,
dua hari ke depan”, jawab bapak tadi. Dalam benak si bapak “X” kepikiran juga,
kenapa tidak saya transfer saja dengan uang tabungan bank lain ya. Diapun
mencoba mau mentransfer uang itu, namun dia ragu dan kebetulan ATM yang
digunakan tertulis pada layar monitor “untuk sementara transaksi tidak dapat
diproses”. Dia sadar, Alloh mengingatkan kalau uang yang ada di buku tabungan
sebagian titipan uang qurban. Lega. Dia
tidak jadi mentransfer uang tersebut.
Peristiwa ini biasa saja dan lumrah. Pada hari ke dua diluar kota, bapak “X” tadi
janjian dengan stafnya untuk jalan-jalan pagi di sekitar hotel di mana dia
menginap. Hari masih terlalu pagi, sehingga dia tidak tega menunggu stafnya
untuk jalan pagi bersamanya. Dia cukup menanyakan kepada seseorang yang sedang
mencuci mobil di depan hotel di mana dia menginap. Atas saran pencuci mobil dia
berjalan pagi sesuai petunjuknya, yakni ke arah utara yang lebih sepi dan bebas
polusi. Di tengah perjalanan bapak “X” tadi mendapat telpon dari stafnya,
menanyakan kenapa tidak jalan-jalan pagi. Dia menjawab, bahwa dia sudah ke luar
hotel setengah jam yang lalu dan sedang menuju alun-alun depan balai kota.
Mereka berjanji ketemu di alun-alun depan balai kota.
Peristiwa Luar Biasa. Tidak lama
berjalan menuju alun-alun balai kota, bapak “X” tadi ditegur seseorang yang
belum ia kenal, seraya memuji bapak masih kelihatan segar berapa umurnya, sapa
orang tak dikenal tadi. Sambil berjalan menuju alun-alun balai kota, orang tak
dikenal tadi mengajak bincang-bincang, dari sekedar berkenalan, hingga usaha saat ini. Orang tak
dikenal tadi menyatakan dia pegawai Pertamina, Bontang dan pernah bekerja di
Kuwait, serta mau berangkat ke suatu kota , di Sulawesi Utara, daerah terkena
bencana gempa beberapa waktu yang lalu.
Orang tak dikenal tadi mengatakan mau
mengantarkan sumbangan dari Kuwait untuk membangun masjid yang roboh akibat
gempa. Dia membawa ratusan milyar untuk sumbangan berbagai masjid di Indonesia.
Di tengah perjalanan ketemu seseorang yang sedang jalan-jalan pagi juga, dan
bergabung dalam perbincangan, karena dia juga berminat mendapatkan sumbangan
untuk masjid di tempatnya dia tinggal di pinggiran kota. Untuk itu orang yang
mau dapat sumbangan bersedia mengantar dengan mobilnya yang kebetulan parkir
tidak jauh dari tempat bertemu. Singkat cerita tiga orang naik mobil untuk
memoto masjid agung kota itu dan Dia buktikan dengan ATM sebuah bank dan PIN
111111, ternyata muncul saldo Rp99.999.999.999,99.
Masing-masing orang
membuktikan bahwa mereka memiliki rekening yang masih aktif, dengan bukti ATM
bisa digunakan untuk mengecek saldo masing-masing. Bapak “X” tadi mulai tidak
percaya atas gelagat tadi, sehingga menasehati jangan sampai memberitahukan PIN
ATM maupun nomor rekening bank masing-masing. Bahkan kepada si pembawa dana
Kuwaitpun, dinasehati jangan mudah memberitahukan PIN ATM, sangat berbahaya.
Sekarang banyak penipuan dengan berbagai modus. Tapi beliau malah menanyakan
ATM saya (orang tak dikenal tadi) benar gak ya?, kok beda dengan punya bapak-bapak. Ya iyalah
kan banknya beda-beda. Inilah yang luar biasa.
Peristiwa saat mengecek saldo
dengan ATM yang bersangkutan merekam PIN dengan “ilmu batinya” dan menanyakan
pebedaan ATM saat itulah dia menukar ATM calon korban dengan ATM bekas yang kebetulannya
banknya sama. Bapak “X” tadi berusaha untuk minta ampun kepada Alloh dan
mengamankan ATMnya, dengan memberi infaq kepada “pengemis tua” yang ia temuinya
dan langsung mencari mesin ATM untuk mengganti nomor PIN. Dia berhasil
mengganti nonor PIN ATMnya, namun saat mau digunakan untuk mengecek saldo terpampang
jawaban dimonitor ATM “transaksi ini palsu”.
Akhirnya dia mengecek salado dan
menanyakan kenapa ATM nya tidak bisa untuk mengecek saldo rekening ke bank
Penerbit ATM. Ternyata setelah dicek melalui nomor yang tercantum dalam kartu
ATM, diketahui ATM tersebut adalah milik si Penipu yang beralamat di Indonesia
Bagian Timur (Nama dan alamat lengkap ATM tersebut ada pada penulis). Akhir
ceritera jebolah rekening si Bapak “X”, dikuras sang Penipu, hanya tersisa Rp60 ribuan saja.
Hikmah dari dua Peristiwa. Perhatikan
dari dua ceritera sederhana di atas tersimpan berbagai hikmah, diantaranya:
a.
Jangan mencampuradukan tabungan
pribadi dengan dana umat/pihak lain (contoh titipan uang qurban), takut terjadi
kelupaan melaksanakan amanah/titipan.
b.
Segera menunaikan kewajiban,
seperti menyerahkan dana qurban ke yang berhak
c.
Jangan bepergian di luar kota seorang
diri, kecuali terpaksa (walaupun hanya jalan-jalan pagi)
d.
Jangan mudah percaya dengan
omongan orang yang belum dikenal secara baik (tidak logis memberitahukan nomor
PIN ATM dan saldo yang fantastis, ratusan milyar rupiah, bertemu teman yang
lain dan langsung akrab, meminjamkan mobil yang terparkir dekat dengan
TKP/tempat kejadian perkara)
e.
Penipu akan berusaha keras untuk
meyakinkan calon korbannya, dengan berbagai cara (seoerti : berceritera sebagai
dermawan, mendapatkan kepercayaan dari amir-amir Kuwait sebagai penyalur dana
infaq ratusan milyar, menguji saldo ATM calon penerima bantuan, mencocokan ATM
yang berbeda dst)
f.
Ujung-ujung mau menipu dengan
berbagai cara dan siapapun bisa jadi sasaran penipuan
g.
Bisa diyakini mereka adalah sebuah
komplotan, termasuk teman yang menjamkan mobil dan membutuhkan bantuan untuk
renovasi masjid di kampungnya.
Langkah kita
sebagai korban kejahatan adalah bersabar, tawakal dan instropeksi diri. Hal
tersebut bagian dari ujian Alloh kepada makhluknya sebagaimana yang telah
tertulis dalam Lauhil Mahfudz. Bersabar dan masih beruntung tidak dibawa kabur
ke tempat asing untuk dikuras seluruh isi dompet, HP atau ATM bank lainnya yang
dimiliki atau bahkan dianiaya dan dibuang entah dimana tempatnya. Tawakal
menghadapi ujian Alloh, dibalik ujian pasti ada hikmah. Setelah kejadian di
atas dilaporkan ke bank, maka seluruh ATM dan rekening penipu diblokir. Kita
semakin berhati-hati dan waspada. Instrospeksi diri dari waktu kewaktu sangat
penting dan mulia. Apa salah kita kemarin? Sudahkan memperbaiki diri? Sudahkah
mohon ampun kepadaNYA?. Dan seterusnya.
Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pembaca untuk lebih waspada. Ingat! “Harta kita adalah
yang kita infaqkan dijalan Alloh, atau makanan yang telah kita makan dan pakain
yang kitakenakan hingga lusuh” (al Hadist). Ditulis dari sumber dan oleh:
Mr. “X”, orang yang terkena musibah. [HSR]
0 komentar:
Posting Komentar