Suasana Radin LPIT TBZ hari ke-2 di Bumi Cikeas Sentul Bogor
Pada saat umat Islam, masyarakat
umum dan orangtua anak didik sedang mencari sekolah, madrasah atau pesantren
sebagai tempat pilihan untuk pendidikan putra dan putrinya maka yang mereka
pilih adalah sekolah, madrasah atau pesantren yang memiliki mutu pendidikan
yang berkualitas. Baik kualitas input,
proses maupun outputnya, maupun prestasi dan kualitas pelayanannya.
Mutu pendidikan yang berkualitas
di sebuah sekolah, madrasah atau pesantren sangat terkait erat dengan kepemimpina
atau leadership sekolah tersebut. Tulisan dalam artikel ini tidak akan membahas
tentang apa dan bagaimana mutu pendidikan, tapi akan membahas tentang
leadership dari sudut pandang yang lain sebagai faktor terpenting dalam system jaminan mutu.
Disarikan dari Qultum alias
Kuliah Tujuh Menit Bakda Shubuh dari Ust. Adih Amin, MA pada acara Rapat Dinas
LPIT Thariq Bin Ziyad tahun 2017 di Bumi Cikeas Sentul Bogor, 26 April 2017,
beliau mengutip ayat tentang Kholifah Fil Ard, yaitu dalam surat Al-Baqoroh
ayat 30, yang mana beliau lebih suka mengartikannya dengan istilah leadership
atau kepemimpinan.
Jika saat ini ada sebagian
komponen umat Islam yang semangat menggelorakan khilafah sementara disisi lain
ada sebagian komponen umat Islam yang lainnya juga getol menolak konsep
khilafah dengan alasan bahwa itu bertentangan dengan demokrasi dan NKRI, maka
penjelasan Ustadz Adih Amin tentang kholifah yang ada dalam Al-Qur’an akan
terasa lebih mengena kepada kita semuanya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
leadership atau kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat terkait dengan
kehidupan kita sebagai manusia, baik dalam skala individu, keluarga maupun sosial baik dalam masyarakat, atau
organisasi termasuk di lembaga pendidikan bahkan berbangsa dan bernegara.
Seperti terdapat dalam hadits Rosulullah yang menyatakan bahwa setiap kita
adalah pemimpin.
Pendidikan Islam Terpadu yang
diselengarakan di LPIT Thariq Bin Ziyad dan seluruh Jaringan Sekolah Islam
Terpadu (JSIT) Indonesia sangat menekankan kepada segenap aspek kehidupan
peserta didik sebagai seorang hamba Allah yang dipandah secara utuh dan
terpadu, tidak dipandang secara parsial, sehingga pendidikan yang tepat bagi
mereka adalah pendidikan Islam yang terpadu.
Pendidikan Islam Terpadu yang
memperhatikan manusia bukan hanya dari satu sisi kemanusiaannya saja (Bani
Adam) tetapi juga secara utuh yaitu dari sisi intelektual sebagai hamba Allah
yang memiliki akal dan rasio (basyariyah) dan dari sisi psikologisnya (insane
atau an-naas) yaitu makhluk yang memiliki kejiwaan dan hati nurani. Ketiga sisi
itulah yang harus disentuh secara proporsional oleh pendidikan.
Sebagai konsekwensinya adalah
kepemimpinan dalam lembaga pendidikan menurut Ustadz Adih Amin harus
menghadirkan kepemimpinan yang mampu memadukan ketiga aspek pendidikan tadi.
Karena dengan ketenangan jiwa, kejernihan berpikir dan ketegasan yang terukur
dalam kebijakan dan kebijaksanaannya akan mempengaruhi kualitas sebagai jaminan
mutu pendidikan.
Terlebih-lebih dalam aspek
kejiwaah atau ruhani, jika kita berkaca kepada risalah para nabi dan para
roslul aspek ruhani adalah sesuatu yang sangat diperhatikan. Sehingga sebelum Muhammad bin Abdullah diangkat menjadi Rosul diusia 40 tahun beliau banyak berkholwat atau
bertahanus di gua Hiro, sebagai ikhtiar dalam mencari petunjuk dan solusi untuk
menghadirkan solusi atas kerusakan masyarakat jahiliyah pada pada saat itu,
maka Allah menurunkan wahyu-Nya sebagai solusi dan sebagai materi pendidikan.
Kepemimpina atau leadership yang
diperlukan saat ini masa kini ternyata bukan hanya pemimpin mampu mengenyangkan
perut, otak, kantong saja, tetapi sosok pemimpin masa kini adalah sosok
pemimpin yang mampu memenuhi kebutuhan otak, hati dan jasad manusia secara
simultan dan berkelanjutan. Kalau dalam istilah orang Jawa Barat itu disebut
dengan istilah karaos (terasa, olah hati), kahartos (olah otak) dan kabuktos (program-programnya, kebutuhan
fisik, olah fisik).
LPIT Thariq Bin Ziyad adalah
lembaga pendidikan Islam terpadu yang berbasis Al-Qur’an, dengan telah
ditetapkannya konsep A3B (Akhlak, Al-Qur’an, Akademik dan Bahasa) pada Radin
tahun 2013 maka boleh dikatakana bukan Thariq Bin Ziyad hanya berbasis
Al-Qur’an tetapi juga berbasis Akhlak Tarbiyah, Akademik Prestatif dan Bahasa
Internasional yang mumpuni.
Semoga proyek peradaban yang
hampir mirip dengan proyek generasi Turki Muda “Muhammad Al-Fatih” di Turki atau Sayyid Nursi dengan Risalah Annurnya itu bisa terwujud adan menjadi
kenyataan hadir di Indonesia, dengan tema Radin tahun ini “Sistem Jaminan Mutu
Pendidikan Berbasis A3B” semoga Thariq Bin Ziyad terus berkiprah dengan jaminan
mutu kualitasnya untuk umat dan bangsa. Wallahu a’lam.[DM]