Dalam pemaparan pengalaman, ilmu dan materi parentingnya pada
acara Seminar Parenting yang diadakan oleh SDIT Thariq Bin Ziyad (15/10/16). Bunda
Neno Warisman menaruh perhatian kepada sekolah Thariq Bin Ziyad tersbeut.
Beliau menyatakan bahwa nama Thariq Bin Ziyad adalah nama pahlawan besar,
pahlawan Islam, dan Sang Penakluk. Sebagaimana kita tahu dalam sejarah bahwa
Thariq Bin Ziyad masuk ke dataran Eropa yakni Andalusia di daerah Spanyol
melalui benua Afrika dan melewati selat yang bernama selat Jabal Thariq atau
Gibral Tark (bisa dilihat lewat peta ataugooglemap). Bunda berharap agar
siswa-siswi dan alumni Thariq Bin Ziyad menajadi generasi penakluk.
Karakter kepemimpinan harus menonjol dalam kepribadian Sang
Penakluk, untuk itu orangtua di rumah dan bapak serta ibu guru di sekolah harus
mewujudkan pendidikan dan prilaku yang bermutu. Orang tua yang bermutu, ayah
yang idola, yang merupakan lokomotif keteladanan. Ia lahir dan dilandasi dengan
aqidah atau tauhid yang benar, akhlak yang mulia dan muamalah yang baik.
Sedangkan ibu bidadari adalah ibu yang pandai menjaga harga dirinya dihadapan
Allah, keluarga dan anak-anaknya. Jika
mulut ibu pedas maka harga diri anak akan rusak, ternodai dan lidahnya tidak
lagi sakti.
Agar menjadi orang tua yang bermutu maka langkah awalnya
adalah jadilah orang tua yang berilmu. Kecerdasan spiritual tidak kalah
pentingnya dengan kecerdasan IQ atau intelektual. Dari sebelas game yang ada
Bunda Neno mencoba menanyakannya kepada anak terlebih dahulu, kebetulan peserta
Rebana Thariq Bin Ziyad yang berjumlah Sembilan itu diminta maju oleh bunda
Neno di awal presentasinya. Mereka berdialog tentang berbagai hal mulai dari
sekolah, teman, orangtua dan guru sampai masalah game online.
Ternyata kita sebagai orang tua belum tentu tau game online yang jumlahnya banyak itu.
Inilah realitanya, kesenjangan atau perbedaan pengetahuan orang tua dan anak
dari sisi ini saja sudah sangat bebeda, apalagi dari sisi yang lainnya.
Misalnnya hobi, minat bakat, sudut pandang dan lain sebagainya. Oleh sebab itu
jadilah hendaklah orangtua bersikap adil dan bijaksana. Ada tiga jenis orangtua
yaitu otoriter, permisif dan dialogis. Begitu juga minat dan bakat anak juga
berbeda-beda, termasuk gaya belajarnya. Ada yang auditory, ada yang visual dan
ada yang kinestetis.
Oleh sebab itu bunda Neno Warisman mengulang-ulang dan
menggaris bawahi pesannya yaitu kenali peserta didik kita dan dekati
putra-putri kita agar mereka tumbuh dan berkembang seoptimalnya. Selain
mengembangkan minat dan bakatnya, kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritualnya. Termasuk kecerdasan majemuk yang dimilikinya. Untuk itu maka
dalam rangka mengoptimalkan manfaat positif dari adanya teknologi komunikasi dan
informasi seperti saat ini, dan meminimilaisir dampak negatifnya antara lain
kecanduan game online, atau lain sebagainya.
Untuk itu diperlukan cara pandang (mindset) yang benar dari
orangtua terhadap anak dan apa-apa yang ada disekelilingnya termasuk di dalamnya
ada game online. Bahwa teknologi ibarat pedang bermata dua, bisa bermanfaat
atau berbahaya bagi pendidikan anak kita. Oleh karena kita diperlukan beberapa
tips antara lain: mengetahui jadwal dan
durasi mereka berada di depan internet, berdialog
dengan anak tentang hal-hal yang dihadapinya, membentengi anak dengan imunitas
keimanan, ibadah harian dan akhlak/adab serta membangun kedekatan dengan anak
baik dengan perkataan, sentuhan serta sarana komunikasi lainnya.
Selain itu mengembangkan minat, bakat dan ‘fashion’nya
sehingga kelak dikemudian hari dia benar-benar bermanfaat untuk dirinya,
keluarganya, masyarakat dan bangsanya. Belajarlah dari filosofis atau kehidupan alam seperti pohon pisang, ia tidak akan mati pohonnya sebelum ia memiliki tunas baru, sebagai generasi pelanjutnya. Demikian sekelumit tentang paparannya
yang disampaikan dengan penuh semangat dan gaya bahasanya, lengkap dengan
bahasa tubuh (body language)-nya yang khas. Wallahu a’lam. [DM]
0 komentar:
Posting Komentar