Long Time Ago
Anak gadis kecil itu.
Bersama kakak dan adiknya.
Harus tetap ke sekolah di SDIT Thariq bin Ziyad.
Namun jalan depan rumah kami penuh air. Karena air langit yang berlomba turun.
Menggedongnya merupakan satu-satunya pilihan.
Agar sampai ke mobil jemputan.
Di tengah hujan dengan tangan menggengam payung.
Satu tangan lainnya menggendongnya.
Mengantar hingga pinggir mobil jemputan.
Satu-persatu digendong.
Dengan nafas yang terus bertahan.
dan kaki yang perlahan menyibak banjir.
Doa dan lambaian tangan
melepas kepergian mereka
ke tempat diri membangun akhlaq, iman dan ilmu.
Selepas dari SD, kami mengantar mereka untuk tiga tahun tinggal di Ponpes Husnul Khotimah.
Tempat yang teramat jauh dari rumah kami.
Perjalanan mereka dilanjutkan.
Merangkai sejarah dalam membangun ibadah dan ilmu.
Duduk di kursi SMA hingga meraih sarjana.
Layaknya dalam kehidupan
sakit tak pernah diudang, namun kadang menghampiri.
Pernah empat anak kami sakit bersamaan.
Padahal secara bersamaan, ibunda mereka sedang mengandung si bungsu.
Kami merawat mereka dengan segenap kasih sayang.
Juga dengan doa yang terucap dan lirih dalam hati.
Kini, dua dari lima anak kami telah menikah. Membangun kehidupan baru bersama orang lain yang akhirnya menjadi bagian dari keluarga kami.
Kemarin, Sofie Maulida meneruskan jejak keturunan keluarga.
Begitu juga Mabrury Jurnalis menyiapkan lagi penerus riwayat keluarga.
Ayo, Nak.
Lahirkan terus generasi baru
yang menjadi bagian dari kekuatan dahsyat agama, keluarga, saudara, handai tolan dan masyarakat.
Dan kelak akhiri hidup ini dengan husnul khotimah
dan keturunan kita berdoa serta beramal yang pahalanya juga dipersembahkan untuk kita.
Sumber : FB Agus Awe
Satu tangan lainnya menggendongnya.
Mengantar hingga pinggir mobil jemputan.
Satu-persatu digendong.
Dengan nafas yang terus bertahan.
dan kaki yang perlahan menyibak banjir.
Doa dan lambaian tangan
melepas kepergian mereka
ke tempat diri membangun akhlaq, iman dan ilmu.
Selepas dari SD, kami mengantar mereka untuk tiga tahun tinggal di Ponpes Husnul Khotimah.
Tempat yang teramat jauh dari rumah kami.
Perjalanan mereka dilanjutkan.
Merangkai sejarah dalam membangun ibadah dan ilmu.
Duduk di kursi SMA hingga meraih sarjana.
Layaknya dalam kehidupan
sakit tak pernah diudang, namun kadang menghampiri.
Pernah empat anak kami sakit bersamaan.
Padahal secara bersamaan, ibunda mereka sedang mengandung si bungsu.
Kami merawat mereka dengan segenap kasih sayang.
Juga dengan doa yang terucap dan lirih dalam hati.
Kini, dua dari lima anak kami telah menikah. Membangun kehidupan baru bersama orang lain yang akhirnya menjadi bagian dari keluarga kami.
Kemarin, Sofie Maulida meneruskan jejak keturunan keluarga.
Begitu juga Mabrury Jurnalis menyiapkan lagi penerus riwayat keluarga.
Ayo, Nak.
Lahirkan terus generasi baru
yang menjadi bagian dari kekuatan dahsyat agama, keluarga, saudara, handai tolan dan masyarakat.
Dan kelak akhiri hidup ini dengan husnul khotimah
dan keturunan kita berdoa serta beramal yang pahalanya juga dipersembahkan untuk kita.
Sumber : FB Agus Awe
0 komentar:
Posting Komentar