Rabu, 30 September 2015

Filled Under:

#ThariqMembaca : SEJARAH‬ ITU PENTING UNTUK PEMBELAJARAN BAGI GENERASI BERIKUTNYA



Opini di koran Kompas hari kemarin (29/09/15) ada dua tulisan ttg PKI, Franz Magnis Suseno dg judul "Membersihkan Dosa Kolektif G30S" (PKI) yang menyoroti tentang reaksi berlebihan pasca tragedi G30S yang ia anggap sebagai pelanggaran HAM berat, dengan adanya penghilangan hak bagi pengikut dan simpatisan PKI.

Dan tulisan dari tokoh ummat Islam KH. Salahuddin Wahid dengan judul "Sikap Warga NU terjadap PKI" ada yang punya pendapat ttg 3 klp warga Nu :
1. Antirekonsiliasi
2. Setuju Relonsiliasi
3. Mereka yang secara sadar mengakui keterlibatan NU dan Militer dalam pelanggaran HAM berat.

Klp ini setuju diadakan proses hukum utk membuka apa yg sebenarnya terjadi, mereka setujua Tap MPRS No.XXV/1966 dicabut, ajaran komunis boleh disebarkan. Mereka meyakini ajaran komunia tidak akan laku walaupun diberi hak untuk didirikan lagi.

Sedangkan di harian lainnya Republika (29/09) opini diisi oleh Sastrawan terkemuka Taufiq Ismail dg judul "Kebiadaban Komunisme" beliau menulis antara lain "Sejarah telah mencatat idiologi ini melakukan pemberontakan/kudeta di 75 negara, negara bagian, pulau, dan kota sepanjang masa 69 tahun (1918-1987) ; berhasil 28, gagal di 47 tempat. Marxisme-Leninisme-Aiditisme-PolPotisme ini mendapat kesempatan berkuasa di dunia selama 74 tahun (1917-1991) di 28 negara.

Lebih lanjut kembali ke REPUBLIKA, Taufiq Ismail menulis "Bagaimana Komunis Gaya Baru di Indonesia? Kita 25 tahun lebih cepat bertindak. Muak dengan tiga kali berontak dan kudeta berdarah (1926, 1948, 1965), PKI dibubarkan dan terlarang pada tahun 1966. Dibandingkan dengan apa yang dilakukan Boris Yeltsin pada 1991, kita 25 tahun lebih sigap bertindak."

Boris Yeltsin membubarkan Partai Komunis Soviet Rusia, sebagai partai Komunus tertua di dunia pada Desember 1991. Dunia gempar. Diumumkan bahwa mereka tidak lagi memakai idiologi itu sebagai asas negara, yang dinyatakan sebagai idiologi bangkrut. Terkait pelanggaran HAM pasca G30S sebagaimana yang selalu diangkat oleh mereka yang simpati dengan PKI, ditulisannya ada "penggelembungan" jumlah korban yang dibesarkan dari sebenarnya menjadi disebutkan jutaan oleh pihak tertentu untuk mengundang simpati kepada PKI.

Setelah tidak ada film seperti dulu, Film dokumenter G30S-PKI yang selalu diputar setiap setahun sekali,
Kira-kira apa yang relevan utk menjaga kewaspadaan ajaran Komunis untuk anak didik kita dan para penerus negeri ini yang terdiri dari tunas bangsa generasi muda saat ini? Agar mereka dimasa yang akan datang bisa terus membangun Indonesia memberi sumbangsih kepada peradaban dunia yang lebih adil, damai dan sejahtera.

Malamnya (29/09) stasiun televisi nasional TV One mengangkat tema yang sama dalam acara spektakuler khas TV One dan pembawa acarannya Karni Ilyas yaitu ILC.

Bahkan beliau mengutip ucapan tokoh yaitu Irman Roof Filusuf Irlandia : "Siapa yang tidak mengetahui sejarah maka ia akan melakukan kesalahan dua kali" Senada dengan itu ucapan Presiden RI pertama yang juga proklamator bangsa Ir. Soekarno "Jasmerah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah", Karni Ilyas ILC TVOne. Link Video ILC : 50 tahun G30 S PKI "Perlukah Jokowi Minta Maaf? =



Semoga Pancasila tetap terjaga dan menjadi perekat semua unsur bangsa untuk membangun Indonesia [DM]

Dimyat @dimyat1 Redaktur Media Intajiyah Online
Follow : @intajiyah FB : Majalah Intajiyah

1 komentar:

  1. I am Hwa Jurong, a Private Money Lender do you need a loan to start up business or to pay your bills and a corporate financial for real estate and any kinds of business financing. I also offer Loans to individuals,Firms and corporate bodies at 2% interest rate. I give out loan to serious minded people that are interested of loan if interested contact this email: hwajurong382@yahoo.com or hwajurong12@gmail.com

    BalasHapus

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.