Jumat, 14 April 2023

Filled Under:

M. ALFAROBI Bz - ALUNI G.12 SDIT TBZ : PILIH KULIAH ATAU NIKAH DULU?



Dari acara Ramadhan Di Kampus (RADIQ) dan salah satu mata acaranya adalah TEMU ALUMNI TBZ yang dikemas dalam bentuk DIALOG ALUMNI dengan host adalah seorang guru Thariq Bin Ziyad yang telah bergabung sejak tahun 1996 (saat Thariq masih di Hutan, ya di Kampung Hutan, perbatasan Cibitung dengan Tambun Selatan) saat itu SDIT Thariq Bin Ziyad belum lahir, baru setahun kemudian yakni 1997 SDIT Thariq Bin Ziyad sebagai unit pertama yang lahir lebih dahulu, baru disusul dengan unit SMPIT Thariq Bin Ziyad, lalu TKIT dan SMPIT Boarding School TBZ sampai akhirnya berdiri juga pendidikan tingkat atas yaitu SMAIT Thariq Bin Ziyad.

Ada hal yang menarik dari acara tersebut yaitu adalah kegiatan DIALOG ALUMNI ini berpotensi menjadi salah satu sarana dakwah alumni Thariq Bin Ziyad dengan beragam multi talentanya. Jika tahun ini hanya mereka yang bertalenta RELIGI, maka ke depan harus ditambah dengan talenta lainnya (KREATIF & BERDIKARI), sehingga jadilah mereka adalah PEMUDA BEKEN (Berdikari, Kreatif, Keren). Bayangkan dari G.1 samapi G.23 yang sudah terlahir baru dari tingkat SDIT saja sudah sedemikian besar potensinya, belum dari TKIT, SMPIT dan SMAIT.

Alumni Thariq Bin Ziyad dengan bekal A3B nya yaitu Akhlak, Al-Qur'an, Akademik dan Bahasa, mereka bisa menjadi insan yang Berdikari, Kreatif dan Keren (BEKEN). 

Mengapa BERDIKARI? 

Mengapa KREATIF?

mengapa KEREN?

Karena mereka alumni TBZ adalah alimni yang sudah dipersiapakan oleh Yayasan TBZ dan LPIT TBZ agar memiliki kompetensi yang memiliki empat simpul utama yaitu AKHLAK, AL-QUR'AN, AKADEMIK, dan BAHASA atau lebih dikenal dengan A3B.

Saat dialog malam ke-24 ada sesuatu yang menarik, yakni pada saat itu dihadirkan seorang alumni SDIT TBZ (G.12) yang dengan kisah hidupnya memilih jalan yang anti amintrem yakni memilih salah satu dari 3 pilihan di bawah ini yaitu:

1. KULIAH

2. KERJA

3. NIKAH

Alumi ini memilih NIKAH dulu sebelum kerja dan kuliah. Meskipun dalam Dialog akhirnya terkuak bahwa sebenarnya yang bersangkutan adalah menjalani kerja dahulu pasca sekolah tingkat atas (SMAIT) setelah disuport langsung oleh calon mertuanya saat itu baru satu tahun setelahnya pernikanah alumni tersebut akhirnya berlangsung. Barokallahu laka wabaroka alaika wajama'a bainakuma fii khoiir.

Jika kita memgacu kepada ayat di bawah ini ternyata pilihan tiga di atas adalah pilihan yang bisa saja 321, 123, 231 atau 213. Sebagaimana Firman-Nya:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم 

{ وَأَنكِحُواْ ٱلۡأَيَٰمَىٰ مِنكُمۡ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنۡ عِبَادِكُمۡ وَإِمَآئِكُمۡۚ إِن يَكُونُواْ فُقَرَآءَ يُغۡنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ }

Bahasa Indonesia:

Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui. 

[Surat An-Nur/24 : 32]

Kumudian dalam hadits Rosulullah SAW pernah bersabda:

 يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ منكُم الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

"Hai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah, karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng baginya."

(HR Muttafaq 'alaih).

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.