Rabu, 11 November 2015

Filled Under:

Setiap Kita Bisa menjadi Pahlawan [Refleksi Hari Pahlawan 10 November 2015]



Filosofi pahlawan yang pernah penulis dapatkan adalah seperti yang pernah diungkapkan oleh mantan Wapres Tri Soetrisno saat dialog di TVRI 5 November 2015, Pahlawan adalah orang yang banyak pahalanya. Artinya seorang pahlawan itu ialah seorang yang melandasi amal perbuatan baiknya (amal sholehnya) dengan landasan iman dan ilmu, dilakukan dengan tanpa pamrih karena ikhlas lillahi ta’ala, selain disertai sifat terpuji lainnya, seperti jujur (benar), amanah (tanggung-jawab), peka terhadap situasi dan kondisi sekelilingnya (komunikatif) serta bijaksana (cerdas).

Jika memang demikian maka wajar seorang pahlawan itu adalah orang yang banyak pahalanya disebabkan oleh usahanya untuk selalu bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Sebagaimana juga seorang hartawan yang banyak hartanya, meskipun demikian pahlawan itu bukanlah dosawan, artinya orang yang banyak dosanya.
Sumber-Sumber Pendulang Pahala Dalam Kehidupan Kita

1. Membaca Al-Qura Penyempurna Kitab Suci Yang Telah Diturunkan Sebelumnya

(مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ)
[Surat Aal-E-Imran 79]

(وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۙ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ)
[Surat An-Nahl 24]

قال رسول الله صلعم :
من قرأ حرفا من كتاب الله فله حسنة  والحسنة بعشر امثالها لاراقول الم حرف ولكن الف حرف ولام حرف وميم حرف (رواه الترمذي وقال حدث حسن)

“Barang siapa yang mbaca satu huruf dari kitab Allah (Al Quran) maka akan memperoleh satu kebaikan, setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan ALIF LAM MIM itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. (HR Turmudzi)

Luar biasa hadits di atas cara memotivasi kita untuk berlomba mendapatkan pahala dengan membaca Al-Qur’an.

Karena dengan membaca Al Quran kita akan mendapatkan pencerahan hati, kedalaman ilmu dan keutamaan lainnya yang terkait dengan perkara keimanan, keislaman dan perbuatan baik (ihsan) yang lainnya sebagai sumber pahala.
Dengan demikian maka setiap kita dapat berpeluang bisa menjadi pahlawan.

2. Menjaga Persatuan Menghindari Perpecahan

Secara realitas ummat saat ini dihadapkan pada sebuah kondisi dimana perpecahan baik karena motif politik maupun  idiologis. Maka tak heran jika ada seseorang yang alergi dengan pengajian yang ini atau yang itu, karena dianggap akan membahayakan atau khawatir menjadi bagian dari paham ini atau itu.
Padahal dalam kontek keilmuan mencari atau menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.
Sebagaimana dilansir oleh REPUBLIKA beberapa hari yang lalu:

“Perbedaan Mazhab atau hal-hal furuiyah tak jarang memercikan kontroversi. Meski para imam mazhab telah menekankan toleransi bermazhab (bukan toleransi bersama musuh Islam-pen).
Masyarakat awam sering kali terlalu fanatik dengan mazhab masing-masing. Perbedaan sedikit saja sudah bisa menjadi sumber pertikaian. Dalam beberapa kesempatan perbedaan furuiyah berkembang menjadi sektarianisme agama. Apalagi kondisi itu diselimuti nuansa politik atau entitas.” (18/10/05)

Inilah yang perlu disadari oleh kita kaum muslimin dan para pegiat dakwah ilallah/dakwah islamiyah. Jangan sampai kita terjebak pada perangkap musuh yang sengaja ingin memecah belah kita dengan cara memporak-porandakan sendi-sendi persatuan. Karena dengan perpecahan itu akan melemahkan kita ummat ini dari dalam, dengan cara mencerai-beraikan ummat Islam, sebagai mayoritas negeri ini sebagai penyokong utama NKRI, baik dengan beragam organisasi politik, ormas maupun majelis, jangan sampai kita terjebak.

(وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ)
[Surat Aal-E-Imran 103]

(وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ)
[Surat Al-Anfal 46]

(إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ)
[Surat As-Saf 4]

Selain kita harus meluruskan niat, harus benar-benar lurus, jangan hanya karena ikut-ikutan apalagi bangga-banggaan. Atau hanya ingn sekedar punya teman untuk menghadapi kawan yang dianggap lawan disebabkan hanya karena berbeda faham dalam hal yang sifatnya furu’iyah.

Jadi kita harus ingat bahwa kita punya musuh bersama, kita punya juga agenda bersama karena diantara kita pasti banyak kesamaannya. Baik antar sesama sunni, atau kaum Ahlusunnah Waljamaah min ahli “La ilaha illallah-Muhammadur rosulullah”.

3. Berjuang melawan musuh kita bersama

Selain menegakkan persatuan seperti disebutkan tadi, sumber pahala bagi kita selanjutnya adalah berjuang (berjihad) dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Serta yang paling penting juga adalah berjihad (berjuang) melawan musuh.

Siapakah musuh bersama kita?

1. Syaitan dan sekutu-sekutunya (hawa nafsu, jin, manusia pembuat dusta dan dosa dll.)

(إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ)
[Surat Fatir 6]

2. Orang yang dzalim/dimurkai (Al-Maghdhub)

(صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ)
[Surat Al-Fatihah 7]

3. Orang yang sesat (Ad-dhollin)

(صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ)
[Surat Al-Fatihah 7]

4. Orang Kafir yang Memerangi Kaum Muslim (kafir harobi)

(وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ ۚ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ)
[Surat Al-Anfal 39]

5. Orang kafir yang memerangi dari kalangan Yahudi dan Nashrani :

(لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ)
[Surat Al-Ma’idah 82]

(وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ)
[Surat Al-Baqarah 120]

6. Orang Munafik yang berlindung di balik kekuatan Islam dan Umatnya

(الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ)
[Surat At-Tawbah 67]

Bagaimana dengan kelompok syi’ah dan paham yang lainnya yang dianggap (kategori) sesat ? Meskipun usia sekte Syiah sangat tua, hampir setua sejarah Islam itu sendiri, dan banyak sekali sekte-sektenya, tentunya cara menghadapinya berbeda caranya dengan menghadapi Ajaran Ahmadiyah atau Lia Eden, dll.

Yang jelas kita masih punya ajaran atau faham sebagai perekatnya jika mereka ingin berada dalam barisan yang selamat yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah, marilah kita berpegangan erat dengan kaidah, prinsip dan ajaran tersebut, sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT dan dianjurkan/dicontohkan oleh nabi dan rosul-Nya.

Semoga bermanfaat dan tulisan ini  menjadi pencerahan serta perekat diantara kita…والله اعلم…
@dimyat1

Sumber : Kabar Umat

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.