Sabtu, 03 Januari 2015

Filled Under:

REFLEKSI TAHUN BARU 2015 : MUSIBAH TERUS BERTAMBAH MARI BERMUHASABAH

                             (Spanduk himbauan menyambut tahun baru 2015, Dok. Intajiyah)

Di tengah keprihatinan dan kesedihan karena musibah yang terus bertambah di negerti ini mulai dari gunung meletus, kebakaran sampai kecelakaan pesawat, yang terakhir ini adalah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501pada 27 Desember akhir tahun 2014, maka memasuki tahun baru 2015 mari kita melakukan muhasabah. Muhasabah diri, muhasabah individu, muhasabah institusi, muhasabah keluarga, sampai muhasabah berbangsa dan bernegara.

Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam kitab suci-Nya :

Wahai orang-orang yang beriman, Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri (orang) memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr, 59 : 18)

Seolah kita mendapatkan jawaban langsung dari Allah SWT dalam ayat di atas, mengapa kita harus melakukan muhasabah atau instrospeksi diri terkait dengan apa yang telah dilakukan oleh kita di tahun 2014 itu, untuk kehidupan yang lebih baik pada hari esok, baik esok dalam kontek dunia maupun esok dalam kontek akhirat, maka bekal yang paling baik untuk itu adalah bekal taqwa.

Sementara itu apa kaitan antara musibah, muhasabah dan bekal taqwa itu juga terjawab baik dari ayat di atas maupun pada ayat yang lainnya. Ayat di atas dengan jelas mengatakan karena Allah Maha Teliti terhadap apa yang telah kita kerjakan. Baik secara sendiri-sendiri maupun secara berjamaah, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Disisi lain saat bersamaan adanya kesedihan karena adanya musibah, kita bergembira karena ada himbauan untuk tidak merayakan pergantian tahun baru dengan pesta yang bersifat hura-hura, tapi diisi dengan berdoa. Himbauan itu bukan hanya dating dari pemuka agama (kiai, ustadz, muballigh dll) tapi datang dari para pemimpin daerah meskipun belum secara merata himbauannya.

Semoga himbauan seperti itu ke depan lebih  merata dan bukan hanya karena ada bencana, tetapi kerena tuntunan agama bahwa kita dilarang untuk berlaku zalim, berlaku mubazir dengan cara melakukan pesta yang bersifat hura-hura dengan membakar kembang api, petasan dan lainnya di malam pergantian tahun baru.

Kezaliman atau maksiat yang kita lakukan itulah penyebab dari suatu musibah, meski ada faktor kehendak atau takdir dari Allah. Kita tidak tahu karena faktor kezalinan siapa musibah itu hadir di tengah-tengah kita, oleh sebab itu pentingnya kita untuk sama-sama melakukan muhasabah (introspeksi) diri. Bisa jadi karena kezaliman diri kita atau kezaliman orang lain.
Allah SWT berfirman :

Dan peliharalah dirimu dari siksaan (musibah) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. Al-Anfal, 8 : 25)

Sedangkan jika musibah itu sudah karena taqdir Allah tanpa adanya sebab kezaliman yang dilakukan maka kita wajib bersabar, Allah berfirman :

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa, serta buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun” Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali (QS. Al-Baqoroh, 2 : 155-156)


Selamat tinggal tahun 2014,  selamat datang tahun baru 2015, mari bermuhasabah dan menambah amal sholeh agar terhindar dari fitnah dan musibah. Wallahu a’lam. [DM].

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.