Di tengah keprihatinan dan kesedihan karena musibah yang
terus bertambah di negerti ini mulai dari gunung meletus, kebakaran sampai
kecelakaan pesawat, yang terakhir ini adalah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501pada
27 Desember akhir tahun 2014, maka memasuki tahun baru 2015 mari kita melakukan
muhasabah. Muhasabah diri, muhasabah individu, muhasabah institusi, muhasabah
keluarga, sampai muhasabah berbangsa dan bernegara.
Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam kitab suci-Nya :
Wahai orang-orang yang beriman, Bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri (orang) memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr, 59 : 18)
Seolah kita mendapatkan jawaban langsung dari Allah SWT
dalam ayat di atas, mengapa kita harus melakukan muhasabah atau instrospeksi
diri terkait dengan apa yang telah dilakukan oleh kita di tahun 2014 itu, untuk
kehidupan yang lebih baik pada hari esok, baik esok dalam kontek dunia maupun
esok dalam kontek akhirat, maka bekal yang paling baik untuk itu adalah bekal
taqwa.
Sementara itu apa kaitan antara musibah, muhasabah dan bekal
taqwa itu juga terjawab baik dari ayat di atas maupun pada ayat yang lainnya.
Ayat di atas dengan jelas mengatakan karena Allah Maha Teliti terhadap apa yang
telah kita kerjakan. Baik secara sendiri-sendiri maupun secara berjamaah, baik
secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
Disisi lain saat bersamaan adanya kesedihan karena adanya
musibah, kita bergembira karena ada himbauan untuk tidak merayakan pergantian tahun
baru dengan pesta yang bersifat hura-hura, tapi diisi dengan berdoa. Himbauan
itu bukan hanya dating dari pemuka agama (kiai, ustadz, muballigh dll) tapi datang
dari para pemimpin daerah meskipun belum secara merata himbauannya.
Semoga himbauan seperti itu ke depan lebih merata dan bukan hanya karena ada bencana, tetapi
kerena tuntunan agama bahwa kita dilarang untuk berlaku zalim, berlaku mubazir
dengan cara melakukan pesta yang bersifat hura-hura dengan membakar kembang
api, petasan dan lainnya di malam pergantian tahun baru.
Kezaliman atau maksiat yang kita lakukan itulah penyebab
dari suatu musibah, meski ada faktor kehendak atau takdir dari Allah. Kita
tidak tahu karena faktor kezalinan siapa musibah itu hadir di tengah-tengah
kita, oleh sebab itu pentingnya kita untuk sama-sama melakukan muhasabah
(introspeksi) diri. Bisa jadi karena kezaliman diri kita atau kezaliman orang
lain.
Allah SWT berfirman :
Dan peliharalah dirimu dari siksaan (musibah) yang tidak
hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa
Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. Al-Anfal, 8 : 25)
Sedangkan jika musibah itu sudah karena taqdir Allah tanpa
adanya sebab kezaliman yang dilakukan maka kita wajib bersabar, Allah berfirman
:
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta dan jiwa, serta buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
berkata “Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun” Sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nya lah kami kembali (QS. Al-Baqoroh, 2 : 155-156)
Selamat tinggal tahun 2014, selamat datang tahun baru 2015, mari bermuhasabah
dan menambah amal sholeh agar terhindar dari fitnah dan musibah. Wallahu a’lam.
[DM].
0 komentar:
Posting Komentar