Rabu, 15 Oktober 2014

Filled Under:

Bekasi Dipuji [dulu-sekarang] Bekasi Dibully


Entah apa maksud utamanya tiba-tiba berita tentang Bekasi menyeruak di media sosial (sosmed). Bukan individu bukan juga institusi yang menjadi sasaran bully-nya tetapi komunitas atau daerahnya. Yang jadi pertanyaan apa maksud utama aksi bully daerah Bekasi itu? Padahal daerah yang satu ini dari dulu sampai sekarang tak luput dari pujian, baik terkait nasionalisme kepahlawanan, kebudayaan maupun keagamaan. Daerah yang terkenal religious ini lebih lengkap setelah ditetapkannya sosok alm. KH. Noor Ali sebagai pahlawan nasional. Tapi tiba-tiba Bekasi saat ini dibully.

Bekasi saat ini ada dua daerah pemerintahan yaitu Kota Bekasi yang terdiri sari 12 kecamatan dan kabupaten bekasi yang terdiri dari 23 kecamatan menempati area yang sangat luas dari utara berupa laut Jawa dan selatan berupa wilayah Bogor. Bagian Barat berbatasan dengan DKI Jakarta sebagai Ibu kota dan di Timur berbatasan dengan wilayah Karawang. Merupakan wilayah strategis penyangga ibukota sebagai kota metropolitan. 

Apakah bermaksud hanya untuk menyampaikan keluhan terkait dengan pelayanan public atau sentimen kedaerahan atau kekuasaan, karena Bekasi saat ini secara politik merupakan kekuatan utama KMP (Koalisi Merah Putih) yang merupakan rival satu-satunya koalisi presiden terpilih yang jika tidak ada halangan (insya allah tidak ada) akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014. Wali kota bekasi Rahmat Efendi berasal dari Golkar dan Wakilnya dari PKS yaitu Ahmad Syaikhu.

Sedangkan kabupaten Bekasi merupakan pemenang gabungan (koalisi) Golkar, Demokrat dan PAN sebagai pengusung calon di pilkada 2012 lalu yaitu bupati terpilih dari partai Golkar (Neneng Hasanah Yasin) dan Demokrat (Rohim Mintareja). Mungkin terlalu jauh kalau bully bekasi dikaitkan kepada hal yang bersifat politis, walaupun hal itu mungkin saja. Yang menarik untuk dicermati menurut penulis ialah menjadi bukti yang ke sekian kalinya fenomena media sosial atau jurnalisme warga mampu menguasai jagat raya berita.

Membully bekasi akan terasa wajar dan proporsional jika dimaksudkan untuk memperbaiki fasilitas public dan pelayanan pemerintahan di kedua pemerintahan daerah tersebut, misalnya tergusurnya perumahan asli warga masyarakat Bekasi oleh pengembang perumahan besar atau minimnya ruang terbuka hijau di perumahan, atau terkait infrastruktur lainnya. Tetapi akan terasa irasional dan terlalu didramatisir manakala dan terlalu berlebih-lebihan membully Bekasi karena sebab sentiment kedaerahan, kebudayaan atau kekuasaan.

Semoga dari peristiwa ini semua pihak bisa mengambil hikmah atau ibroh (pelajaran) baik itu pemerintahannya maupun warga masyarakatnya, saya yakin siapapun orangnya mereka tidak akan senang dan rela jika daerahanya dibully secara berlebihan, tapi saya juga berkeyakinan jika sekarang ini Bekasi dibully pasti Bekasi ada apa-apanya. Baik itu negative atau positif, yang jelas Kota dan Kabupaten Bekasi memiliki arti penting bagi DKI maupun nasional Indonesia.

Ada tiga infrastruktur nasional bahkan internasional penting yang harus dijaga di Bekasi, paling tidak yaitu jalan tol Jakarta-Cikampek, jalur kereta api Jakarta-Jawa, dan jalur irigasi aliran air sungai dari waduk Jatiluhur menuju DKI Jakarta yaitu sungai Kali Malang. Semoga kedepan kita tidak lagi asal bully membully secara sembarangan atau serampangan. Marilah kita lakukan nasehat bukan membully, karena nasehat itu akan lebih bermanfaat daripada membully. Sebagaimana ayat suci dalam Al-Qur’an “fadzakkir fainna dzikro tanfaul mu’minin” berilah peringatan karena peringatan itu akan bermanfaat bagi orang yang beriman.


Dalam hal ini semoga bully yang selama ini ada di somed menjadi nasehat tersendiri bagi pemerintahan dan politisi maupun birokrat  yang sekarang ini sedang berkuasa di Kota maupun kabupaten Bekasi. Begitu juga dalam tataran nasional semoga kehadiran KMP dan KIH jangan sampai menjadi ajang bully-bully-an, arahkan untuk saling member nasehat dalam kebenaran dalam kasih saying dan dalam kesabaran, semoga mendapatkan pahala. Wallahu a’lam. [DM]

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.