Senin, 13 Oktober 2014

Filled Under:

Tulisan Hikmah Tebar Berkah Qurban : "Belajar dari Pengalaman"



Peristiwa Biasa. Suatu ketika ada seseorang (sebut saja bapak “X”) dapat titipan sumbangan uang qurban sebesar Rp 5.000.000,-. Untuk memudahkan transaksi dilakukan transfer bersamaan dengan uang qurban untuk masjid melalui bendahara masjid. Selang beberapa saat bendahara masjid menyerahkan uang tersebut, dengan alasan mumpung lagi ada uang tunai, nanti gampang diganti dari kiriman uang qurban. Semua berjalan biasa. Uang diterima, berhubungan orang tersebut (bapak “X”) mau dinas luar kota, maka uang ditabung ke dalam rekening miliknya, agar besok lebih mudah saat harus diserahkan ke yang berhak. Saat di luar kota orang yang bersangkutan dapat telpon dari pegawai bank dimana dia memiliki pinjaman untuk beli rumah petak (kontrakan). 

Suara di seberang sana seorang cewek muda: ”Maaf pak, bapak nasabah kami, kami ingin menginformasikan bahwa saldo uang bapak tidak mencukupi untuk membayar cicilan pinjaman bulan ini”, begitu sapanya dengan nada lembutnya. “Baik mbak, nanti saya transfer atau tunggu gajian tanggal 25, dua hari ke depan”, jawab bapak tadi. Dalam benak si bapak “X” kepikiran juga, kenapa tidak saya transfer saja dengan uang tabungan bank lain ya. Diapun mencoba mau mentransfer uang itu, namun dia ragu dan kebetulan ATM yang digunakan tertulis pada layar monitor “untuk sementara transaksi tidak dapat diproses”. Dia sadar, Alloh mengingatkan kalau uang yang ada di buku tabungan sebagian  titipan uang qurban. Lega. Dia tidak jadi mentransfer uang tersebut. 

Peristiwa ini biasa saja dan lumrah.  Pada hari ke dua diluar kota, bapak “X” tadi janjian dengan stafnya untuk jalan-jalan pagi di sekitar hotel di mana dia menginap. Hari masih terlalu pagi, sehingga dia tidak tega menunggu stafnya untuk jalan pagi bersamanya. Dia cukup menanyakan kepada seseorang yang sedang mencuci mobil di depan hotel di mana dia menginap. Atas saran pencuci mobil dia berjalan pagi sesuai petunjuknya, yakni ke arah utara yang lebih sepi dan bebas polusi. Di tengah perjalanan bapak “X” tadi mendapat telpon dari stafnya, menanyakan kenapa tidak jalan-jalan pagi. Dia menjawab, bahwa dia sudah ke luar hotel setengah jam yang lalu dan sedang menuju alun-alun depan balai kota. Mereka berjanji ketemu di alun-alun depan balai kota.
Peristiwa Luar Biasa. Tidak lama berjalan menuju alun-alun balai kota, bapak “X” tadi ditegur seseorang yang belum ia kenal, seraya memuji bapak masih kelihatan segar berapa umurnya, sapa orang tak dikenal tadi. Sambil berjalan menuju alun-alun balai kota, orang tak dikenal tadi mengajak bincang-bincang, dari sekedar  berkenalan, hingga usaha saat ini. Orang tak dikenal tadi menyatakan dia pegawai Pertamina, Bontang dan pernah bekerja di Kuwait, serta mau berangkat ke suatu kota , di Sulawesi Utara, daerah terkena bencana gempa beberapa waktu yang lalu. 

Orang tak dikenal tadi mengatakan mau mengantarkan sumbangan dari Kuwait untuk membangun masjid yang roboh akibat gempa. Dia membawa ratusan milyar untuk sumbangan berbagai masjid di Indonesia. Di tengah perjalanan ketemu seseorang yang sedang jalan-jalan pagi juga, dan bergabung dalam perbincangan, karena dia juga berminat mendapatkan sumbangan untuk masjid di tempatnya dia tinggal di pinggiran kota. Untuk itu orang yang mau dapat sumbangan bersedia mengantar dengan mobilnya yang kebetulan parkir tidak jauh dari tempat bertemu. Singkat cerita tiga orang naik mobil untuk memoto masjid agung kota itu dan Dia buktikan dengan ATM sebuah bank dan PIN 111111, ternyata muncul saldo Rp99.999.999.999,99. 

Masing-masing orang membuktikan bahwa mereka memiliki rekening yang masih aktif, dengan bukti ATM bisa digunakan untuk mengecek saldo masing-masing. Bapak “X” tadi mulai tidak percaya atas gelagat tadi, sehingga menasehati jangan sampai memberitahukan PIN ATM maupun nomor rekening bank masing-masing. Bahkan kepada si pembawa dana Kuwaitpun, dinasehati jangan mudah memberitahukan PIN ATM, sangat berbahaya. Sekarang banyak penipuan dengan berbagai modus. Tapi beliau malah menanyakan ATM saya (orang tak dikenal tadi) benar gak ya?,  kok beda dengan punya bapak-bapak. Ya iyalah kan banknya beda-beda. Inilah yang luar biasa. 

Peristiwa saat mengecek saldo dengan ATM yang bersangkutan merekam PIN dengan “ilmu batinya” dan menanyakan pebedaan ATM saat itulah dia menukar ATM calon korban dengan ATM bekas yang kebetulannya banknya sama. Bapak “X” tadi berusaha untuk minta ampun kepada Alloh dan mengamankan ATMnya, dengan memberi infaq kepada “pengemis tua” yang ia temuinya dan langsung mencari mesin ATM untuk mengganti nomor PIN. Dia berhasil mengganti nonor PIN ATMnya, namun saat mau digunakan untuk mengecek saldo terpampang jawaban dimonitor ATM “transaksi ini palsu”. 

Akhirnya dia mengecek salado dan menanyakan kenapa ATM nya tidak bisa untuk mengecek saldo rekening ke bank Penerbit ATM. Ternyata setelah dicek melalui nomor yang tercantum dalam kartu ATM, diketahui ATM tersebut adalah milik si Penipu yang beralamat di Indonesia Bagian Timur (Nama dan alamat lengkap ATM tersebut ada pada penulis). Akhir ceritera jebolah rekening si Bapak “X”, dikuras sang Penipu,  hanya tersisa Rp60 ribuan saja.  

Hikmah dari dua  Peristiwa. Perhatikan dari dua ceritera sederhana di atas tersimpan berbagai hikmah, diantaranya:
a.    Jangan mencampuradukan tabungan pribadi dengan dana umat/pihak lain (contoh titipan uang qurban), takut terjadi kelupaan melaksanakan amanah/titipan.
b.    Segera menunaikan kewajiban, seperti menyerahkan dana qurban ke yang berhak
c.     Jangan bepergian di luar kota seorang diri, kecuali terpaksa (walaupun hanya jalan-jalan pagi)
d.    Jangan mudah percaya dengan omongan orang yang belum dikenal secara baik (tidak logis memberitahukan nomor PIN ATM dan saldo yang fantastis, ratusan milyar rupiah, bertemu teman yang lain dan langsung akrab, meminjamkan mobil yang terparkir dekat dengan TKP/tempat kejadian perkara)
e.    Penipu akan berusaha keras untuk meyakinkan calon korbannya, dengan berbagai cara (seoerti : berceritera sebagai dermawan, mendapatkan kepercayaan dari amir-amir Kuwait sebagai penyalur dana infaq ratusan milyar, menguji saldo ATM calon penerima bantuan, mencocokan ATM yang berbeda dst)
f.     Ujung-ujung mau menipu dengan berbagai cara dan siapapun bisa jadi sasaran penipuan
g.    Bisa diyakini mereka adalah sebuah komplotan, termasuk teman yang menjamkan mobil dan membutuhkan bantuan untuk renovasi masjid di kampungnya.

Langkah kita sebagai korban kejahatan adalah bersabar, tawakal dan instropeksi diri. Hal tersebut bagian dari ujian Alloh kepada makhluknya sebagaimana yang telah tertulis dalam Lauhil Mahfudz. Bersabar dan masih beruntung tidak dibawa kabur ke tempat asing untuk dikuras seluruh isi dompet, HP atau ATM bank lainnya yang dimiliki atau bahkan dianiaya dan dibuang entah dimana tempatnya. Tawakal menghadapi ujian Alloh, dibalik ujian pasti ada hikmah. Setelah kejadian di atas dilaporkan ke bank, maka seluruh ATM dan rekening penipu diblokir. Kita semakin berhati-hati dan waspada. Instrospeksi diri dari waktu kewaktu sangat penting dan mulia. Apa salah kita kemarin? Sudahkan memperbaiki diri? Sudahkah mohon ampun kepadaNYA?. Dan seterusnya.


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca untuk lebih waspada. Ingat! “Harta kita adalah yang kita infaqkan dijalan Alloh, atau makanan yang telah kita makan dan pakain yang kitakenakan hingga lusuh” (al Hadist). Ditulis dari sumber dan oleh: Mr.  “X”, orang yang terkena musibah. [HSR]

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.