Jumat, 31 Oktober 2014

Filled Under:

INSPIRASI PERKUMPULAN AKHLAK MULIA dan MAJELIS AKHLAKUL KARIMAH YAYASAN RUHI


              
               ( Foto Ilustrasi : Masjid Agung Al-Barkah, by Relawan Digitan/REDI Kota Bekasi)

Semoga dua tulisan di bawah ini semakin menguatkan tekad kami bahwa program yang telah dan akan digulirkan dalam tataran pribadi dan komunitas para remaja, pelajar, mahasiswa, pemuda dan para tunas bangsa dimana saja mereka berada benar-benar menjadi kebutuhan kita bersama sebagai pendidik, mentor, murobbi, guru, orangtua, serta mereka sendiri yang mendesak pada masa kini dan akan datang. Bukan hanya kebutuhan atau kepentingan satu pihak saja.

Program dan komunitas tersebut bernama “Perkumpulan Akhlak Mulia – Majelis Akhlakul Karimah” yang berada dalam naungan Yayasan Rumah Ukhuwah Indonesia (RUHI). Pada soft launching perdananya 1 Muharram 1436 H/25 Oktober 2014 terdiri dari dua unit PAM MAKKAH RUHI yakni di Masjid Al-Ihsan Blok V dan Masjid Al-Falah Blok C Perumahan Vila Mutiara Gading 2 Bekasi. Bergabunglah bersama kami di Tlp/SMS 021-70708255

Harapan kami semoga dimasa yang akan dating generasi penerus kita lebih siap menghadapi tantangan zaman yang tentunya lebih besar dan lebih berat dari yang kita hadapi saat ini. Calon-calon pemimpin masa mendatang memiliki multiple keunggulan dalam beberapa aspek penting (spiritual, intelektua;, emosional). Selain itu semoga komunitas “Perkumpulan Akhlak Mulia” yang baru saja dibentuk itu mampu menjadi jembatan harapan pendidikan yang ada di rumah, sekolah/kampus dan masyarakat.

ORGANISASI REMAJA, PELAJAR DAN PEMUDA DIMATA HASAN AL-BANNA

Seorang ulama tabiut tabiin salafus shaleh seperti Imam syahid Hasan Al-Banna aktif dalam berbagai organisasi keagamaan, antara lain “Jam’iyatul akhlak al-adabiyyah, Jam’iyatul man’il muharromat” di Mahmudiyah, ”Thariqoh Hashafiyah” Jamaah shufi di Damanhur, dan ikut mendirikan jamaah “Syubbanul Muslimin” serta menjadi salah satu anggotanya.

Tahun 1928 beliau mendirikan jamaah Ikhwanul Muslimin. Jamaah ini tumbuh dan berkembang pesat, hingga tersebar di berbagai kelompok masyarakat. Bahkan pada tahun 1940-an, ia menjadi kekuatan social politik terkuat di Mesir yang memiliki beberapa cabang di Negara-negara arab dan Islam.

Imam syahid Hasan Al-Banna selalu menegaskan bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin bukan sekedar partai politik, tetapi fikroh yang memadukan berbagai makna perbaikan (ishlah). Berupaya kembali kepada Islam secara murni, dan menjadikan Islam sebagai manhaj hidup yang menyeluruh.

Manhaj perbaikan yang disebut oleh Ikhwanul Muslimin bertumpu pada “tarbiyah” (pendidikan) dan bertahap dalam mewujudkan perubahan yang diinginkan. Tahapan tersebut adalah membentuk pribadi muslim, keluarga muslim, masyarakat muslim, pemerintahan muslim, daulah islamiah, khilafah islam, dan akhirnya “ustadziyatul alam” (kepeloporan dunia).

KETIKA AKHLAK DAN TELADAN DICAMPAKKAN OLEH FELIX SIAUW

Tweet dari ust Felix Siauw ini benar-benar menyentuh hati kami, apa yang terjadi sekarang justru memutar balikkan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat, menyedihkan jika generasi mendatang moralnya diputar balikkan, mau jadi apa bangsa ini ke depan

Saat manusia diwajibkan memilih yang terbaik dari orang-orang buruk, mereka kehilangan idealism dan memulai menoleransi keburukan. Tokoh kafir berakhlak buruk, ditoleransi atas nama “the greater good”, “asal kerjanya bagus”. Kita nggak lagi mikir tentang teladan.

Kita tidak lagi berfikir, “harus orang muslim yang akhlaknya baik, dan kerjanya juga baik”, beginilah pragmatism merenggut idealisme. Bayangkan masa depan generasi yang akan dating, bagaimana cara mereka berfikir?, seandainya kita mulai menoleransi akhlak dan laku buruk?

“gak papa tatoan, asal bisa kerja”, “gak papa kafir yang penting amanah”, “gak papa riba, asalkan manfaat”, ini pemikiran sesat menyesatkan. Sama sesatnya dengan yang mikir “daripada kerudungan tapi judes?”, “daripada muslim tapi korup”, kita tidak bisa berpikir ideal dan syar’i.

Dengan begini kita sudah tidak lagi menilai dengan penilaian Allah dan Rosul, kita sudah nggak lagi peduli pada Al-Quran dan As-Sunnah. “Mending mana? “Kerudungan judes atau buka aurat tapi baik”, kalimat begini bila terucap nggak akan membawa pada ketaatan, na’udzubillah.

“Nggak apa-apa ngerokok, tatoan yang penting bisa kerja!”, bagaimana bila besok anak-anak kita yang berkata demikian? Na’udzubillah. Ini tentang contoh, teladan, figure, imitative learning tanpa sadar oleh generasi muda yang esok membawa mereka lebih jauh dari islam.

Saat dunia selalu jadi ukuran, maka tidak pernah akhirat didapat, namun banyak yang mengukur dirinya dengan akhirat, dunia mengikuti. Karena kita perlu mendidik diri kita agar tetap idealis dan syar’i. Serta mencontohkan diri, bisa berkarya juga berakhlak mulia.

Begitulah Rosulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaknya, dan sempurna keimanannya.

RENUNGAN DARI ALI RA SAHABAT NABI SAW

Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan

Keyakinan hanya tinggal pemikiran, yang tidak berbekas dalam perbuatan

Banyak orang baik tapi tidak berakal, ada orang berakal tapi tidak beriman

Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyuk tapi sibuk dalam kesendirian

Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis, ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi

Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, ada yang banyak menangis karena kufur nikmat

Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat, ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut

Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan, ada pezina yang tampil jadi figure

Ada orang punya ilmu tapi tak paham, ada yang paham tapi tidak menjalankan

Ada yang pintar tapi memboodohi, ada yang bodoh tapi tidak tahu diri

Ada orang beragama tapi tidak berakhlak, ada yang berakhlak tapi tidak ber-Tuhan

Lalu, di antara semua itu dimanakah aku berada?

( Ali Bin Abi Thalib Ra)

Diolah dari berbagai sumber, Wallahu a’lam. [DM].

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.