Senin, 20 Oktober 2014

Filled Under:

Pidato Pertama Presiden Jokowi di Hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI

                 (Pidato Pertama Presiden RI Ke-7 Joko Widodo) 
Presiden Joko Widodo baru saja resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia yang ketujuh. Setelah mengucapkan sumpah jabatan, Jokowi diberi kesempatan untuk menyampaikan Pidato pertamanya sebagai Presiden RI. Dalam Pidato yang dibacakan dalam waktu tujuh menit tersebut, Jokowi  hanya satu kali menekankan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia.
Pernyataan tersebut diucapkan Jokowi menjelang akhir pidatonya.   “Atas nama pemerintah dan rakyat saya ucapkan terimakasih kepada negara sahabat. Saya ingin menegaskan di bawah pemerintahan saya Indonesia dengan negara besar ketiga, penduduk muslim ketiga, akan terus menjalankan politik bebas aktif. Yang diabdikan pada kepentingan nasional,” ujar Jokowi di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta Pusat (20/10).

Pengamat Politik Internasional, Dewi Fortuna Anwar mengatakan ia tidak mengetahui alasan penyebutan kata muslim yang hanya sekali dalam pidato Jokowi tersebut. Namun, pernyataan Jokowi terkait politik bebas aktif hanya merupakan penegasan kembali dari sistem politik luar negeri yang dianut Indonesia selama ini. 

“Waduh, saya ga tau itu. Saya ga bisa jawab, coba tanya sama yang buat pidatonya. Tetapi untuk politik luar negeri bebas aktif dimaksudkan hanya menegaskan kembali saja identitas politik luar negeri Indonesia. Tidak masuk dalam blok-blok tertentu. Aktif dalam arti tidak pasfi. Ini prinsip dasar digariskan oleh bung hatta,” ujar Dewi Fortuna Anwar saat dihubungi Republika, Senin (20/10).

Sementara itu, ketua PP Muhammdiyah, Yunahar Ilyas mengatakan komitmen Jokowi terkait nasib umat muslim di Indonesia maupun dunia tidak hanya bisa dilihat dari pidato yang ia sampaikan. Ia menilai, pidato tersebut belum bisa mewakili secara keseluruhan. Akan ada Menteri dan jajaran pemerintahan Jokowi yang akan membantu pemerintahan mendatang dalam membangun komitmen untuk muslim Indonesia dan dunia.

Dalam pidato yang disampaikan Jokowi hari ini, Jokowi lebih banyak menyinggung nasib Indonesia sebagai negara maritim. Ia berkomitmen untuk membangun Indonesia dengan mengedepankan pembangunan laut. Selain itu, Jokowi juga mengajak berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari pedagang, pengusaha, akademisi dan profesional untuk bekerja keras membangun Indonesia. Diakhir pidatonya, Jokowi kembali menegaskan Indonesai sebagai negara maritim dengan mengutip kata-kata mantan presiden Sukarno.

 "Kita harus memiliki jiwa cakrawati samudera.Jiwa yang berani mengarungi samudera dan badai. Sebagai nahkoda saya mengajak rakyat naik ke atas kapal. Kita akan kembangkan layar kuat. Kita akan lewati badai dengan layar kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi. Semoga Tuhan merestui upaya luhur kita bersama," ujar Jokowi. (Republika)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MAJALAH INTAJIYAH.